JAKARTA, iNews.id - Perjalanan perusahaan otobus (PO) dibangun dari nol hingga sukses selalu menarik perhatian. Salah satunya adalah PO bus asal Kota Malang, Jawa Timur, Medali Mas.
Bus berwarna merah dengan ciri khas bintang-bintang lahir dari kesengsaraan pendirinya, Subagyo Cahyono. Edi Cahyono, generasi penerus PO Medali Mas menceritakan kisah perusahaannya.
Dia menuturkan sebelumnya sang ayah sempat bekerja di salah satu PO bus. "Sebelumnya, ayah kerja di salah satu PO yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Dia kena tipu, lalu dibayar dengan satu unit bus," ujar Edi, seperti dikutip dari kanal YouTube PerpalZ TV, Jumat (26/8/2022).
"Bus ini dijual enggak bisa, mau tidak mau ya dijalankan. Pada 1974 buka rute Malang-Surabaya-Jember. Terus berjalan, baru 1976 dibentuk nama sendiri Medali Mas. Saat pertama berdiri hanya satu unit yang beroperasi," katanya.
Edi menuturkan pertama kali Medali Mas berdiri pada 4 Agustus 1976. Armada yang digunakan adalah bus dengan sasis dari pabrikan Amerika Serikat, Ford. Adapun trayek pertama Medali Mas adalah Malang-Surabaya-Magetan.
Terkait nama, Edi mengungkapkan Medali Emas artinya menjadi yang terbaik. "Kita ngomongkan atlet, untuk mendapat medali emas butuh perjuangan. Itulah salah satu yang masih saya pegang. Memberikan pelayanan terbaik dengan harga terjangkau," katanya.
Pada 1990-an mulai merintis pariwisata menggunakan bus Hino. Pada 2000 awal membuka divisi antar kota antar provinsi (AKAP) Malang -Denpasar. Kemudian Malang-Surabaya-Semarang menggunakan mesin Mercedes-Benz Intercooler.
Pada 2016 membuka rute Malang-Bogor lewat jalur tengah Solo. Kemudian Malang-Jakarta hingga memiliki beberapa titik rute Tuban-Poris (Tangerang), Cirebon-Malang (jalur tengah dan pull tol).
Adik Edi, Budi Cahyono menambahkan dengan perjuangannya hingga sekarang ada beberapa penghargan yang diraih perusahaan. Salah satunya PO terbaik dibidang pariwisata pada 2011.
Bahkan ada penghagaan diberikan langsung Joko Widodo (Jokowi) sewaktu masih menjadi Wali Kota Solo.
Melihat perjalanan perusahaan yang dibangun, Edi mengatakan, ini kesengsaraan membawa nikmat. "Karena ketipu bisa buat PO yang bisa terus eksis sampai sekarang. Yang penting jangan kalah dengan keadaan. Harus dipaksa mengeluarkan ide kreatif. Jadikan itu sebagai trigger untuk menjadi kreatif dan bangkit," kata Edi.
"Dan harus diingat bahwa Tuhan kasih cobaan enggak akan melebihi kemampuan kita," ujarnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait