PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Fenomena langka gerhana matahari hibrida tak bisa dilewatkan begitu saja. Seperti halnya masyarakat di Kabupaten Ponorogo. Dimana mereka melakukan pengamatan di Pondok Pesantren Al Imam, Joersan, Mlarak, Ponorogo.
Pengamatan gerhana matahari hibrida digelar oleh tim Observatorium Falak Watoe Dhakon IAIN Ponorogo.
Pantauan di lokasi beberapa orang terlihat mengamati dengan menggunakan teleskop. Pun ada yang menggunakan kacamata khusus untuk bisa melihat Fenomena langka ini.
“Gerhana matahari pukul 10.49 wib terlihat sebagian di Ponorogo. Jika gerhana total terlihat di Biak, Papua. Sedang daerah-daerah lain seperti kita di Jawa hanya terlihat sebagian,” ujar Pengajar Ilmu Falak IAIN Ponorogo, Imroatul Munfarida.
Lanjutnya, Imroatul menambahkan hari ini untuk kontak terakhir gerhana pada 12.18 wib. Kemudian untuk kontak awal 09.28 wib.
Menurutnya, sebelumnya gerhana matahari total pernah terjadi juga di tahun 2016 di Bangka Belitung. Sementara di wilayah Jawa pernah terjadi gerhana matahari total pada tahun 1983.
“Saat itu informasi dimasyarakat masih ada ketakutan ketika ada fenomena gerhana, karena sebagian juga masyarakat mengkaitkan dengan hal mistis,” terangnya.
Masih menurut Imroatul, menjelaskan bahwa untuk melihat gerhana matahari bisa menggunakan teleskop khusus, atau kacamata khusus, tidak disarankan melihat dengan mata telanjang.
“Harus menggunakan teleskop atau kacamata khusus. Jika melihat secara langsung, bisa merusak retina mata,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait