Kisah Keberadaan Taman Sukosewu Ponorogo, Saksi Bisu Perjuangan Pangeran Diponegoro

Putra
Taman Sukosewu jejak sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro foto: istimewa

PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perlawanannya kepada penjajahan Belanda adalah sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu lokasi bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan beliau adalah Dusun Sukosewu, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

Pada waktu itu, Pangeran Diponegoro dan pasukannya tiba di Taman Sukosewu untuk beristirahat sejenak. Dalam momentum ini, pasukan beliau menjadikan taman ini sebagai tempat untuk menambatkan kuda sebelum memasuki medan pertempuran.

Di lokasi ini ada salah satu pohon terbesar tepat di tengah dikatakan sebagai tempat istirahat Pangeran Diponegoro. Saat berperang dengan pihak Belanda.

Tak heran jika Taman Sukosewu dianggap sebagai markah tanah penting yang merepresentasikan semangat perlawanan Pangeran Diponegoro dan para prajuritnya.

Nama "Taman Sukosewu" sendiri memiliki makna yang mengandung kisah penting dalam perjalanan perjuangan ini. Jejak sejarah di Sukosewu banyaknya pohon asoka yang tumbuh di taman tersebut, menjadi saksi bisu dari pasukan Pangeran Diponegoro menambatkan kudanya.

Diperkirakan, Taman Sukosewu telah hadir sejak tahun 1825-1830, mengabadikan momen bersejarah di masa lampau.

Pangeran Diponegoro sendiri adalah sosok pahlawan nasional yang berperan penting dalam perlawanan melawan penjajahan di tanah Jawa. Beliau merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III dan memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta.

Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang dipimpin oleh beliau menjadi babak penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Perang ini merupakan perang  besar yang dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Perang tersebut timbul akibat campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan, serta penderitaan petani akibat penyalahgunaan tanah oleh pihak asing pada tahun 1821.

Pangeran Diponegoro memutuskan untuk melawan penjajahan, yaitu salah satu langkahnya adalah mengenakan pajak Puwasa kepada petani di Tegalrejo agar mereka bisa membeli senjata dan makanan untuk mendukung perlawanan.

Amarah beliau semakin memuncak ketika Belanda memasang tonggak-tonggak untuk rel kereta api yang melewati makam leluhurnya.

Kisah bersejarah ini mengilhami semangat kebangsaan dan patriotisme, mengingatkan kita akan pengorbanan Pangeran Diponegoro dan perjuangannya dalam memerdekakan tanah air dari penjajahan.

Taman Sukosewu di Ponorogo adalah saksi bisu yang mengingatkan kita akan jejak-jejak besar Pangeran Diponegoro dalam perjuangan melawan penindasan dan kesewenang-wenangan.

Editor : Putra

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network