KALIMANTAN, iNewsPonorogo.id - Kalimantan Selatan selalu menyimpan cerita unik, dan salah satu misteri yang masih membayangi wilayah ini adalah kisah Datu Nuraya. Meski namanya tidak populer, kemunculannya begitu misterius dan meninggalkan cerita luar biasa di sekitar Pantai Jati, Munggu Karikil, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Datu Nuraya, atau yang sebenarnya dipanggil Datu Suban, adalah seorang waliyullah berperawakan tinggi yang konon pertama dan terakhir kali muncul di daerah tersebut.
Nama "Nuraya" sendiri memiliki makna mendalam, diambil dari bahasa Arab yang berarti cahaya, sedangkan "Raya" diambil dari 'hari raya', merujuk pada hari di mana Datu Nuraya tiba di wilayah tersebut.
Melansir dari direktoripariwisata.id, Datu Suban, sebagaimana nama aslinya, hidup sebagai guru miskin di Pantai Jati. Kehidupannya yang sederhana, bahkan dengan makanan sehari-hari berupa singkong, menjadi bagian dari cerita yang luar biasa ini.
Konon, saat hari raya tiba, Datu Suban didatangi oleh 13 muridnya. Sesaat setelah menyantap hidangan, muncul seorang lelaki berbadan besar seperti raksasa yang mendekati mereka.
Kedatangan misterius ini membuat para murid bersiap dengan senjata, namun lelaki tersebut menyapa dengan kalimat 'Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh'.
Pertanyaan Datu Suban tentang asal-usul dan tujuan kedatangan lelaki tersebut dijawab hanya dengan pengulangan kalimat 'Laa ilaaha Illallah' hingga yang ketujuh kalinya, di mana lelaki itu jatuh tak bernyawa.
Setelah peristiwa tersebut, para Datu, kaget dan bingung, merawat jenazah dengan menemukan Kitab Barencong yang penuh dengan ilmu bermanfaat.
Saat mereka hendak memakamkan lelaki tersebut, hujan turun dengan deras, dan jenazah terangkat dengan sangat ringan.
Kemudian terungkaplah sebuah keajaiban lain, yaitu liang lahat yang digali tidak cukup untuk memakamkan jenazah yang besar. Kakinya pun dilipat sehingga membentuk huruf hamzah sepanjang 60 meter dan lebar 6 meter.
Kuburan Datu Nuraya, yang terletak di dalam sebuah bangunan dan ditandai dengan kain kuning, menjadi tempat ziarah yang kerap dikunjungi.
Acara haul Datu Nuraya diadakan setiap tanggal 15 Dzulhijjah, di mana tak sedikit peziarah datang, terutama menjelang bulan suci Ramadhan. Kisah ini terus menjadi misteri dan daya tarik di wilayah Kalimantan Selatan.
Editor : Putra
Artikel Terkait