PONOROGO, iNews.id - Sepuluh hari terakhir, di bulan Ramadhan, menjadi hari yang istimewa untuk lebih meningkatkan ibadah bagi umat muslim. salah satu kegiatan di hari tersebut adalah melakukan sholat dan berdoa tengah malam di Masjid, seperti yang terlihat di Masjid Jami’ Tegalsari, Jetis, Ponorogo.
Di salah satu masjid tertua di Ponorogo ini, ribuan Jemaah ngalap berkah dengan iktikaf dan ibadah malam serta berburu Lailatul Qadar.
Peningkatan pengunjung mulai tampak dan jumlahnya terus bertambah seiring datangnya malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Salah satu jemaah, mengaku selalu datang ke Masjid peninggalan tokoh penyebar agama Islam masa lalu, Kiai Ageng Mohammad Besari, guna mencari ketenangan batin dan beriktikaf. Aktivitas itu sudah kerap dilakoninya, tidak selalu di bulan puasa, namun saban malam Jumat.
‘’Tidak bisa dijelaskan dengan kata. Pokoknya kalau sudah di sini, rasanya adem ayem dan bisa beribadah dengan khusuk,’’ ujar Muh Bandi, jemaah masjid Tegalsari.
Sementara itu, Kunto Purnomo, penasihat Yayasan Kyai Ageng Mohammad Besari, menyebutkan bahwa masjid sempat ditutup dua kali Ramadan belakangan. Kali ini, perdana kembali dibuka untuk umum.
Biasanya jemaah membeludak hingga ke jalan utara masjid. Sejak tahun lalu, kapasitas masjid bertambah setelah direnovasi. Halaman yang semula berlantai paving telah diubah granit sehingga dapat digunakan untuk beribadah. Aktivitas berburu Lailatulqadar itu biasanya berlangsung hingga menjelang sahur.
‘’Jelang Nuzululquran jemaah semakin ramai. Kalau sudah masuk sepuluh hari terakhir, bisa mencapai ribuan jemaah,’’ ungkapnya.
Masjid Tegalsari, masih menurut Kunto, memang salah satu masjid tertua di Ponorogo, bahkan menjadi destinasi wisata religi. Makanya tidak heran jika banyak orang datang ke masjid ini.
“Tidak hanya bulan Ramadhan saja, namun hampir setiap hari selalu ramai didatangi orang, bahkan tidak sedikit yang dari luar daerah,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait
