JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Melihat sebuah tradisi unik yaitu Nyotaimori, atau menyajikan sushi di atas tubuh wanita tanpa busana, menjadi fenomena yang memiliki akar sejarah yang menarik di Jepang.
Tradisi ini berasal dari abad ke-18 saat Jepang terpecah menjadi beberapa negara bagian, dan para samurai merayakan kemenangan dengan para geisha.
Nyotaimori, adalah dimana wanita yang berperan sebagai "piring" makanan berbaring di atas meja, dihiasi dengan makanan seperti sushi dan sashimi. Meskipun diamggap kontroversial, karena meletakan makanan di atas tubuh wanita, dengan dilapisi daun sanitasi untuk mencegah kontak langsung antara makanan dan kulit.
Tradisi ini mencerminkan perkawinan antara makanan dan unsur seksualitas, yang menjadikannya unik. Nyotaimori bahkan digunakan oleh perdana menteri Jepang untuk menjamu tamu di istana, sebagai bentuk dedikasi kepada pejabat asing.
Namun, perlahan-lahan Nyotaimori dilarang di banyak negara termasuk Jepang sendiri. Banyak pihak menganggapnya merendahkan wanita dan juga mengangkat masalah kesehatan dan moral.
Meskipun demikian, beberapa individu seperti Mark Scharaga, seorang koki sushi berbasis di Las Vegas, melihatnya sebagai bentuk seni yang kontroversial.
Meskipun tidak lagi umum dilakukan, Nyotaimori tetap menjadi bagian dari sejarah Jepang yang menarik, mencerminkan lapisan kompleks dalam budaya dan pandangan terhadap makanan serta seksualitas.
Editor : Putra