JAKARTA, iNews.id - Lirik sholawat Turi Putih yang dinyanyikan oleh Habib Syech adalah lagu yang akrab di kalangan masyarakat Muslim, terutama di Pulau Jawa.
Konon, lirik Turi Putih ini diciptakan oleh salah satu Walisongo, yaitu Sunan Giri, sebagai cara untuk menyebarkan agama Islam di Jawa melalui sajak-sajak dan mendirikan pesantren.
Dalam sebuah jurnal yang dikutip dari laman sastra.um.ac.id, syair Turi Putih ini menyampaikan pesan tentang kesadaran akan kematian, bahwa tidak ada yang dapat menghindari saat kematian tiba.
Seberapa pun seseorang hidup mewah di dunia, ketika ajal datang, tidak akan ada harta benda yang bisa dibawa bersama. Manusia hanya akan memakai kain putih sederhana tanpa hiasan apapun. Semua hal di dunia ini tidak abadi. Berikut ini adalah lirik sholawat Turi Putih yang diambil dari syechermania.
Lirik Sholawat Turi Putih
Turi Putih
Turi Putih
Turi Putih
Ditandur ning kebon agung Ono
Cleret tibo nyemplung
Mbok Iro kembange opo
Mbok Iro kembange opo
Artinya:
Turi Putih
Ditanam di Kebun Besar
Tiba-Tiba Jatuh Masuk
Kamu Kira bunganya apa
Sholatullah Salamullah
‘Alla Toha Rasullilah
Sholattullah Sallamullah
‘Alla Yasin Habibillah
Wetan kali, kulon kali
Tengah – tengah tanduran pari
Saiki ngaji, sesuk yo ngaji
Ayo manut poro kyai
Artinya:
Timur Sungai, Barat Sungai
Di Tengah-Tengahnya tanaman padi
Sekarang mengaji besok juga mengaji
Ayo patuh kepada kiai
Sholatullah Salamullah
‘Alla Toha Rasullilah
Sholattullah Sallamullah
‘Alla Yasin Habibillah
Tandurane tanduran kembang,
Kembang kenongo ning njero guo
Tumpakane kereto jowo
Rodo papat rupo menungso
Artinya:
Tanamannya tanaman bunga
Bunga kenangan di dalam goa
Kendaraannya kereta jawa
Roda empat berupa manusia
Sholatullah Salamullah
‘Ala Toha Rasullilah
Sholattullah Sallamullah
‘Ala Yasin Habibillah
Makna Turi Putih
Makna dalam lagu ini dikatakan lirik turi putih adalah sebagai lambang kain kafan yang digunakan untuk mengkafani mayat.
Ditandur neng kebon agung, melambangkan bahwasannya kita akan dikuburkan di sebuah makan tanpa adanya seseorang yang menemani.
Mbo iro, lirik ini melambangkan sebuah pertanyaan yang akan ditanyakan oleh malaikat Allah pada saat kita sudah meninggal.
Kembange opo, ini adalah sebuah simbol kebaikan apa saja yang sudah kita lakukan selama di dunia.
Tandurane tanduran kembang, bahwasannya kita sebagai manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup seharusnya kita harus selalu menanam dan melakukan kebaikan untuk bekal kita nanti.
Kembang kenongo ing njero guo, bahwasannya semua amal baik ataupun buruk akan menemani kita saat di liang lahat nanti.
Tumpakane kereto jowo rudo papat rupo menungso, saat kita meninggal nanti kita diantarkan ke pemakaman dengan memakai keranda yang memiliki roda empat berupa manusia.
Etan kali kulon kali tengah-tengah tanduran pari saiki ngaji sesok yo ngaji ayo manut poro kiyai, lirik ini berupa pantun yang mengajak kita untuk selalu mencari ilmu dari berbagai tempat dan untuk selalu patuh dengan para guru-guru dan para kiai yang sudah memberikan ilmu kepada kita dan juga yang mengasah kita untuk pribadi yang luhur.
Demikian ulasan lirik sholawat Turi Putih lengkap dengan artinya dan makananya yang mendalam tentang kematian.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta