PONOROGO, iNews.id - Meski sempat beroperasi beberapa bulan, kini alat pembuatan dan pengelolahan briket yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Mrican, Ponorogo tersebut telah berhenti. Hal ini membuat sejumlah pekerja dan operator menganggur, selama kurang lebih tiga bulan.
Pengelolaan briket tersebut digadang-gadang menjadi solusi untuk pengurangan timbunan sampah di TPA, namun justru kini telah berhenti beroperasi.
"Sekitar tiga bulan lebih, karena mesinnya belum lengkap, katanya masih dicarikan yang lebih baik," ungkap Arif Rahman salah satu pekerja pengelolaan briket sampah.
Lebih lanjut, Arif menambahkan, bahwa ada sekitar 12 orang temannya yang bekerja di pengolahan briket. Hingga kini belum ada kejelasan kapan dirinya dan temannya bisa bekerja lagi.
"Aktifitasnya sehari hari ya bersih bersih sama nyapu jalanan. Kerja sudah mulai produksi bulan 7, teman sekitar 12 orang. Harapan bisa beroperasi kembali," ungkapnya.
Sementara itu, Seni Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo tidak tahu menahu atas berhenti beroperasinya mesin briket tersebut. Ia mengaku menjadi kepala DLH baru sekitar satu bulan.
"Saya tidak tahu kalau masalah briket, karena saya masuk ke sini briket sudah berhenti," terangnya.
Pihaknya juga belum melakukan Memorandum Of Understanding (MoU) baru dengan pihak swasta yang mengelola pembuatan briket. Ia juga mengklaim bahwa 4 mesin yang digunakan untuk mengolah sampah menjadi briket dalam keadaan normal.
"Hari ini belum ada MoU baru dengan pihak swasta yang mengelola briket. Nunggu aja, mesin tidak rusak siap kerja namun alat berat cuma satu," pungkasnya.
Editor : Putra