get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejumlah Wilayah di Ponorogo Kembali Terendam Banjir, Ketinggian Bervariasi

Ini 4 Faktor Besarnya Dampak Banjir Rob di Kota Semarang

Jum'at, 27 Mei 2022 | 06:31 WIB
header img
Petugas gabungan menambal tanggul jebol di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (26/5/2022). (iNews.id)

SEMARANG, iNews.id Banjir Rob masih menggenangi kawasan Pelabuhan Tanjung EmasSemarang. Ada beberapa faktor berkontribusi pada terjadinya banjir besar tersebut.

Direktur Amrta Institute for water literacy, Nila Ardhianie mengatakan, tanggul jebol sebagai penyebab banjir dapat membuat lengah dalam penanganan bencana ke depan.

Nila menyebutkan, setidaknya ada empat faktor yang terkait dengan besarnya dampak banjir rob yang terjadi di Semarang. “Faktor pertama early warning system yang tidak optimal, yang kedua kualitas konstruksi dan pemeliharaan tanggul, ketiga penurunan tanah, dan keempat hal yang terkait dengan air laut  baik ketinggian air laut, kecepatan gelombang dan lainnya,” katanya, Kamis (26/5/2022). 

Menurutnya, faktor keempat merupakan kompetensi dan kewenangan dari badan-badan terkait. Pertama, sistem peringatan dini sudah ada dan berjalan. BMKG terus melakukan prediksi cuaca dan membuat peringatan. Pertanyaannya adalah apakah sosialisasinya berjalan efektif, semua pihak yang potensial terkena dampak sudah memperoleh informasi?

“Kalau semua pihak sudah memperoleh, apakah mereka mengabaikan peringatan tersebut atau ada hal lain yang terjadi. Video yang beredar sesaat setelah tanggul jebol yang menggambarkan para pekerja berlarian dari tempat kerja mereka dan banyak yang menuntun sepeda motor yang terendam total air laut menunjukkan peringatan tersebut tidak berjalan optimal,” ujar Nila.

Di beberapa negara, kata dia, sistem peringatan dini yang dipatuhi dengan baik membawa manfaat besar. Saat penduduk yang potensial terkena dampak mendapat peringatan, mereka bekerja dari rumah untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Kedua, faktor tanggul yang terkait dengan kualitas material dan metode yang digunakan saat konstruksi. Dengan kata lain, pada saat dibuat tanggul didesain untuk mampu menahan gelombang laut setinggi apa, kecepatan berapa dan hal-hal teknis lainnya. 

“Informasi tersebut sangat penting diikutsertakan dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini juga terkait dengan pemeliharaan tanggul yang harus sesuai dengan desain dan konstruksi awal dan perubahan lingkungan yang terjadi,” ujar mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Undip ini.

Apakah dilakukan pemeliharaan berkala yang sesuai atau tidak. Biasanya kerusakan besar pasti sudah memiliki indikasi berupa kerusakan-kerusakan kecil terlebih dahulu.

Ketiga, penurunan tanah adalah fenomena yang terjadi di berbagai kota pesisir di dunia. Salah satu hasil penelitian terbaru tahun 2022 dari Pei-Chin Wu, Meng (Matt) Wei, dan Steven D’Hondt dengan judul “Subsidence in coastal cities throughout the world observed by InSAR” menyimpulkan bahwa Semarang adalah kota dengan laju penurunan tanah tercepat kedua di antara 99 kota tepi pantai yang diteliti. 

Urutannya adalah Tianjin, Semarang dan Jakarta dengan laju maksimal 30 mm per tahun LOS. Data yang digunakan penelitian ini adalah PS Interferometric Synthetic Aperture Radar method and Sentinel-1.

Penurunan tanah menjadi faktor penting saat banjir terjadi (baik banjir akibat limpasan air laut (rob) maupun banjir akibat air hujan). Tanah yang sudah turun meningkatkan daya tampung air di daratan sehingga membuat genangan menjadi makin dalam dan makin sulit dialirkan ke laut. Pada saat air pasang kondisi menjadi lebih parah karena air akan menggenang lebih lama di darat dan sukar dialirkan ke laut.

Dia menjelaskan bahwa penurunan tanah adalah turunnya permukaan tanah sebagai respon terhadap peristiwa geologi atau penyebab yang terkait aktivitas manusia. 

“Untuk Semarang, beberapa hal yang terkait dengan penurunan tanah adalah ekstraksi air tanah berlebihan, pembebanan bangunan dan struktur, dan kompaksi/konsolidasi sedimen aluvial muda terutama di kawasan Kota Semarangbawah. Peristiwa tektonik di bawah Semarang juga dapat menyebabkan penurunan tanah,” katanya.

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut