Melihat Ritual Kematian Suku Asmat

Rizki Saputra
Suku Asmat yang mempunyai ritual kematian unik karena tak mengenal menguburkan jenazah. (Foto: Antara).

Mayat orang yang telah meninggal akan diletakkan di atas para (anyaman bambu) yang telah disediakan di luar kampung dan dibiarkan sampai busuk. Kelak, tulang belulangnya dikumpulkan dan disimpan di atas pokok-pokok kayu. Tengkorak kepala akan diambil dan digunakan sebagai bantal sebagai pertanda cinta kasih pada yang meninggal. 

Orang Suku Asmat percaya, roh-roh orang yang telah meninggal tersebut disebut 'bi', masih tetap berada di dalam kampung, terutama kalau orang itu diwujudkan dalam bentuk patung mbis, yaitu patung kayu yang tingginya 5 hingga 8 meter. 

Cara lainnya yaitu dengan meletakkan jenazah di perahu lesung panjang dengan perbekalan seperti sagu dan ulat sagu untuk kemudian dilepas di sungai dan seterusnya terbawa arus ke laut menuju peristirahatan terakhir roh-roh.

Saat ini karena masuknya pengaruh dari luar, masyarakat Suku Asmat telah mengubur jenazah dan beberapa barang milik pribadi yang meninggal. Umumnya, jenazah laki-laki dikubur tanpa menggunakan pakaian, sedangkan jenazah perempuan dikubur dengan menggunakan pakaian. 

Orang Asmat juga tidak memiliki pemakaman umum, jenazah biasanya dikubur di hutan, di pinggir sungai atau semak-semak tanpa nisan. Di manapun jenazah dikuburkan, keluarga yang ditinggalkan akan tetap menemukan kuburannya.

 

Editor : Putra

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network