BANTUL, iNewsPonorogo.id - Tindak Kekerasan seksual kembali terjadi, bahkan kini terjadi di lingkungan olahragawan. Kekerasan seksual tersebut menimpa atlet gulat perempuan peraih emas dari Bantul.
Mirisnya, aksi kekerasan seksual itu diduga dilakukan oleh pelatihnya sendiri. Kekerasan seksual ini terjadi sang atlet mempersiapkan diri untuk mengikuti Pekan Olahraga Daerah (Porda) XVI DI Yogyakarta 2022 kemarin. Aksi kekerasan seksual ini didapat atlet ketika tengah mengikuti sesi latihan
Salah seorang saksi, A mengungkapkan ada sejumlah saksi yang mengetahui perkara ini, dan teman-teman atlit siap bersaksi untuk membantu korban. Aksi kekerasan seksual ini terjadi ketika persiapan Porda 2022. "Itu pas latihan persiapan Porda," ujar dia.
Kondisi tersebut memang menjadi dilema bagi korban dan tentu saja trauma. Saat itu korban harus benar-benar melawan traumanya di tengah persiapan Porda DIY. Atlet tersebut harus tetap berlatih demi mewakili daerahnya
Bahkan kala itu korban harus pergi ke Bandung Jawa Barat untuk melakukan latihan terpisah dari pelatih yang melecehkannya. Hal ini juga untuk meredam rasa traumanya tersebut.
Sebetulnya, A dan rekan-rekan korban sempat melaporan peristiwa tersebut kepada federasi terkait atau pengurus cabang (Pengcab) yang menaungi cabang olahraga (cabor) korban dan pelaku.
"Laporan itu oleh sang ketua Pengcab tidak direspon. Alasannya untuk bisa fokus dulu menyongsong perhelatan Porda XVI DIY. Kami diminta tutup mulut dulu, tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Untuk itu kita langsung mengadu ke sini sesuai jalurnya," ujar A.
Ternyata aksi kekerasan seksual ini berimbas pada sang atlet. Di mana korban kehilangan kesempatan untuk membela DIY di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dalam waktu dekat ini.
A menduga jika korban mulai dilemahkan oleh pelatihnya. Di mana korban tidak diikutkan ke Kejurnas dalam waktu dekat, padahal sewaktu Porda kemarin dia dapat medali emas. Sehingga hal ini memunculkan dugaan semuanya berkaitan dengan aksi kekerasan seksual tersebut. "Memang sih Pemilihan atlet yang berangkat ke Kejurnas itu adalah hak prerogatif dari pelatih," ujarnya.
Selain kehilangan kesempatan kembali berprestasi, korban juga kehilangan kesempatan untuk mengakses tempat latihan. Dia mengatakan tempat latihan saat ini juga tertutup.
Padahal sebelumnya tidak ada konfirmasi di awal kepada atlet-atlet yang lain. Kendati demikian, atlet tersebut sampai saat ini masih giat berlatih. Dia berlatih di sebuah sekolah tanpa sepengetahuan pelatih dan pengurus cabor.
Di samping itu, atlet perempuan asal Bantul ini saat ini tengah mengikuti konseling di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Rekso Dyah Utami (RDU). Kemarin pihaknya mengajukan pengaduan adanya pelecehan seksual yang menimpa atlet itu ke UPTD PPA Bantul.
Orang tua korban, E berharap perkara ini bisa diteruskan ke proses hukum. Dia tidak ingin ada atlet lain yang mengalami hal serupa dengan anaknya. Sehingga ke depan tidak ada lagi kasus serupa yang menimpa atlet.
"Karena pelaku adalah pelatih dan guru di sekolahan, ini jadi sesuatu yang disayangkan. Bagi saya anak itu jelas harta dan tumpuan orang tuanya," kata E.
Sementara itu, pihak UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bantul, Rabu (26/10/2022) mengatakan, pihak korban telah mengajukan laporan kejadian tersebut. UPTD PPA siap untuk membantu menyelesaikan terkait hak-hak yang dimiliki korban
"Ya kita terima laporan kekerasan seksual hari ini yang menyangkut atlet Bantul. Terkait dengan pelapor saat ini kita kawal. Kita tindak lanjuti. Saat ini usia korban sudah lebih dari 18 tahun, nanti apakah akan menggunakan hak-haknya secara 100 persen atau bagaimana" kata Mediator UPTD PAA Bantul, Sunarso.
artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: https://yogya.inews.id/berita/waduh-atlet-gulat-peraih-emas-porda-diy-mengaku-dapat-kekerasan-seksual-dari-pelatihnya-saat-latihan/2
Editor : Putra
Artikel Terkait