PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Guna melestarikan budaya leluhur, serta bentuk wujud rasa syukur, masyarakat adat Surodikraman, Ponorogo menggelar kirab sewu gedang. Dimana sejumlah tokoh adat dan masyarakat mengikuti kirab tersebut.
Terlihat dengan membawa tumpeng berukuran besar, serta gedang atau pisang berjumlah seribu, dikirab mengelilingi kelurahan setempat.
“Bersih desa ini merupakan bagian dari ritual, agar masyarakat Surodikraman terhindar dari marabahaya,” kata Heru Trimawan, tokoh adat Surodikraman.
Lanjutnya, Heru menambahkan bahwa selain bagian dadi ritual agar terhindar dari marabahaya, juga bentuk wujud syukur masyarakat atas limpahan berkah dari Tuhan.
“Ini juga bagian dari bentuk rasa syukur kami, atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,” imbuhnya.
Selain itu kirab gedang ini juga mengandung filosofi yang cukup mendalam. Dimana hal ini mengingatkan kita semua agar mampu menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat banyak.
“Pohon gedang atau pisang itu selalu berbuah sebelum mati. Ini artinya bahwa kita bisa berguna bagi orang lain, sebelum ajal menjemput. Jangan sampai kita mati sia-sia,”terang Heru.
Editor : Putra
Artikel Terkait