JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Kita mengenal berbagai macam cerita legenda yang hampir disemua daerah mempunyai cerita rakyat tersebut. Bahkan beberapa masyarakat masih percaya akan legenda dan kutukan yang diceritakan turun-temurun.
Salah satu cerita yang melegenda adalah kisah Calon Arang, yang sampai diterbitkan dan diterjemahkan ke Bahasa Belanda oleh Prof Dr Poerbatjaraka.
Mengutip laman arkenas.kemdikbud.go.id, Calon Arang merupakan kisah yang berlatar pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Dimana ada seorang janda sakti nan bengis yang tinggal di Desa Girah bersama anaknya, Ratna Manggali.
Kisahnya ini diawali dengan saat Calon Arang marah karena tak ada seorang lelaki pun yang mau melamar anak perempuannya yang sudah beranjak dewasa.
Para pemuda enggan menikahi Ratna Manggali karena takut pada kesaktian Calon Arang yang terkenal bengis.
Calon Arang murka dan berjanji akan menurunkan wabah pada seluruh penghuni desa. Calon Arang melakukan ritual khusus di sebuah kuburan sembari merapal mantra Dewi Durga.
Dewi Durga pun datang dan memenuhi keinginan Calon Arang untuk menurunkan wabah mengerikan hingga tersebar dan banyak warga desa yang terserang.
Kabar mengenai kengerian wabah ini sampai ke telinga Raja Airlangga, hingga membuat mencari cara untuk menghentikan janda sakti tersebut.
Awalnya, Raja Airlangga mengirimkan pasukan militer. Namun, Calon Arang tak terkalahkan dan justru semakin murka.
Raja Airlangga pun meminta petunjuk Mpu Bharadah yang berkedudukan di Lemah Tulis untuk meredam kegaduhan ini. Mpu Bharadah lalu mengutus Mpu Bahula, yang merupakan salah satu muridnya, untuk menikahi anak gadis Calon Arang, Ratna Manggali.
Setelah pernikahan dilaksanakan. Mpu Bahula pun tinggal di rumah Calon Arang. Hingga akhirnya Mpu Bahula mengetahui jika Calon Arang kerap membaca kitab dan melakukan ritual di kuburan.
Mpu Bahula mengambil kitab Calon Arang dan diberikan pada gurunya, yaitu Mpu Bharadah. Setelah mengetahui isi kitab tersebut, lalu Mpu Bharadah langsung menemui Calon Arang yang tengah ritual di kuburan.
Janda sakti tersebut diminta menghentikan kutukannya. Calon Arang sebenarnya setuju permintaan Mpu Bharadah. Namun dengan satu syarat, dirinya minta untuk diruwat agar dosanya luntur
Namun, Mpu Bharadah menolak karena dosa Calon Arang yang sudah terlalu besar, lalu membuat keduanya terlibat pertikaian. Calon Arang pun terbunuh oleh Mpu Bharadah yang lebih sakti.
Mpu Bharadah menghidupkan lagi Calon Arang untuk diberi ajaran kebenaran. Setelah Calon Arang merasa senang dan bahagia, ia kemudian dimatikan kembali lalu jasadnya dibakar, hingga membuat wabah penyakit mengerikan itupun hilang seketika.
Editor : Putra
Artikel Terkait