Pada percobaan terakhirnya, Mbah Moedjair akhirnya berhasil mendapatkan empat ekor ikan mujair yang bisa bertahan hidup di air tawar dan bahkan dikembangbiakkan.
Hasil percobaan ini kemudian ia sebarkan ke lingkungannya dan sebagian dijual. Dari keberhasilan ini, mujair menjadi ikan yang populer dan banyak dijumpai di kolam, danau, sungai, dan berbagai sumber air di Indonesia.
Kemudian penemuan besar Mbah Moedjair ini diakui oleh pemerintah dan masyarakat. Pada tahun 1965, ia menerima penghargaan yang diberikan oleh Menteri Kelautan, Laksamana Muda Laut Hamzah Atmohandojo.
Penghargaan ini memberinya gelar sebagai penemu dan pelopor pembudidaya ikan mujair yang kini diberi nama sesuai dengan namanya, "Mujair."
Tidak hanya penghargaan pada tahun 1965, pada tanggal 30 Juni 1954, Mbah Moedjair juga menerima penghargaan dari Indo Pasipik Fisheries di Bogor, Jawa Barat. Demikian pula, pada tanggal 17 Agustus 1951, ia menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian.
Keberhasilan Mbah Moedjair dalam menemukan varian baru ikan dan menyebarluaskannya ke berbagai daerah, bahkan hingga ke Pulau Papua, merupakan kontribusi yang luar biasa.
Mbah Moedjair, sosok yang sederhana dan rendah hati, telah menciptakan sesuatu yang sangat berharga dalam dunia perikanan Indonesia. Ia telah meninggalkan warisan berharga bagi negara dan budidaya ikan mujair yang menjadi favorit di meja makan masyarakat Indonesia.
Editor : Putra
Artikel Terkait