PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kabupaten Ponorogo saat ini tengah memasuki musim panen raya, seperti halnya petani yang ada di Desa Polorejo, Kecamatan Babadan. Namun sejumlah petani justru mengeluhkan kondisi harga gabah yang menurun drastis, sehingga keuntungan didapat mereka sangatlah kecil, jika dipotong dengan biaya produksi, mengingat pupuk dan obat-obatan mengalami kenaikan harga.
“Musim panen tahun ini, harga gabah Rp5800 sampai Rp5.900 perkilogramnya. Panen sebelumnya diatas Rp7000 per kilogramnya,”kata Agus, salah satu petani Desa Polorejo.
Masih menurut Agus, menambahkan bahwa turunnya harga gabah seperti saat ini, tidak sebanding dengan biaya produksi, karena sangatlah tinggi, khususnya harga obat-obatan hama yang mahal.
“Obat-obatan mahal, pupuk juga mahal. pemerintah harusnya segera berikan solusi,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Zaelani, petani lainnya. Dimana untuk musim panen saat ini tidak memuaskan, perkotak sawah dengan luas 110 meter persegi hanya mampu menghasilkan 800 kilogram atau 8 kuintal gabah. Padahal sebelumnya mampu menghasilkan 1,2 ton per kotak.
“Selain harga turun, jumlah hasil panen juga tidaklah sebanyak musim sebelumnya, ditambah adanya serangan hama,” pungkas Zaelani, petani desa setempat.
Para petani mengaku kondisi tersebut membuat mereka semakin terbebani, dan cuma berharap pemerintah dapat segera turun tangan membantu mengatasi masalah ini.
Editor : Putra
Artikel Terkait