PONOROGO, iNews.id - Keputusan atas usulan pemerintah pusat untuk belum mengusulkan Reog, mendapat tanggapan dari Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Pihaknya tak bisa menutupi rasa sedihnya atas keputusan memilih jamu untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Menurut Sugiri, pemerintah Indonesia terkesan abai dengan urgensi pelestarian Reog Ponorogo, disaat isu rencana pemerintah Malaysia mengklaim dan mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke UNESCO.
"Kami kaget dengan keputusan Mendikbudristek, Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan memilih Kesenian Adhi Luhung Reog," kata Bupati Sugiri Sancoko.
Lanjutnya, Bupati Sugiri, merasa kecewa kenapa lebih menguntungkan korporasi minuman jamu daripada kesenian tradisional Reog Ponorogo.
"Bukan kami sedang merendahkan jamu, namun Ini bukti bahwa pemerintah abai terhadap pelestarian dan kemajuan kebudayaan asli rakyat Indonesia," lmbuhnya.
Kesenian Reog Ponorogo (foto; iNews.id Putra)
Meski Reog belum masuk menjadi prioritas untuk didaftarkan ke Unesco, masih menurut Sugiri, namun ia tetap akan berusaha agar ada perubahan usulan pemerintah pusat mengenai keputusannya.
“Kami ingin mengetuk hati Mas Menteri Nadiem, agar mengkaji ulang, dan mengganti jamu dengan Reog untuk prioritas utama pengusulan ke Unesco pada tahun ini,” terangnya.
Selain karena Reog bisa diklaim oleh bangsa lain, namun saat ini bagian dari menyelamatkan kesenian Reog dari kepunahan.
“Pandemi begitu menghantam Kesenian Reog, menjadikan ancaman kepunahan, karena tidak bisa pentas dan pengrajin juga banyak yang gulung tikar,” jelas Sugiri.
Sebelumnya Kesenian Reog Ponorogo bersanding dengan minuman jamu untuk di usulkan Pemerintah Pusat ke Unesco. Pengusulan Reog ke salah satu badan milik PBB ini bukan kali pertama, dan belum juga mendapatkan pengakuan menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda.
Editor : Putra
Artikel Terkait