JAKARTA, iNews.id - Suku Dayak merupakan suku yang berasal dari Pulau Kalimantan. Suku ini memiliki keanekaragaman etnis, budaya, kebiasaan, berdasarkan wilayah yang ditempati. Lalu, bagaimana Suku Dayak, Asal Usul dan Kebiasaannya?
Suku Dayak merupakan suku asli Kalimantan yang memiliki populasi dan dominasi terbesar. Suku Dayak tersebar di lima provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Berdasarkan data dari sensus penduduk, Suku Dayak ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.400.000 jiwa.
Asal Usul Suku Dayak
Nama Suku Dayak diberikan oleh penjajah Belanda yang menempati pulau Kalimantan saat melakukan ekspansi di pulau Borneo. Suku Dayak merupakan suku pedalaman yang tinggal di dekat aliran sungai di dalam hutan.
Karena itu, banyak suku Dayak yang dikenal dengan kebudayaan maritim atau bahari, karena mereka memiliki pekerjaan untuk nelayan di huluan sungai dalam mencari bahan baku makanan.
Suku Dayak menjadi istilah untuk 200 sub kelompok lebih etnis suku yang umumnya tinggal di sungai atau pegunungan pedalaman bagian selatan dan tengah pulau Kalimantan. Menurut sejarah, suku ini pernah mendirikan suatu kerajaan yang akhirnya dikalahkan oleh kerajaan Majapahit.
Ketika situasi kerajaan tersebut terpecah belah, banyak suku Dayak yang kemudian mengenal agama, seperti Islam, sehingga mereka lepas dari adat dan budaya Dayak dan membentuk suatu koloni baru, menjadi suku Melayu dan Banjar.
Juga masih banyak suku Dayak yang mengimani kepercayaan dan adatnya, kemudian kembali menempati wilayah kekuasaannya yakni di pedalaman hutan dan aliran sungai di Kalimantan.
Suku Dayak memiliki 6 rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum- Ngaju, dan Rumpun Punan. Rumpun Dayak Punan merupakan subetnis suku Dayak yang paling lama mendiami pulau Kalimantan.
Suku Dayak ini merupakan suku yang terkenal berani ulet, tangguh, berani dan gigih. Mereka biasa sekali survive di alam terbuka di pedalaman hutan Kalimantan, tanpa mengenal teknologi dan mereka memanfaatkan alam sebagai penopang dalam kehidupan mereka, agar bisa bertahan hidup.
Karena itu, Suku Dayak sangat mencintai alam dan menganggap alam sebagai tuhan yang memberikan mereka sumber kehidupan.
Keenam rumpun Dayak tadi, kembali diklasifikasikan menjadi 405 sub-etnis suku Dayak yang memiliki karakteristik dan ciri khas yang berbeda-beda.
Walaupun begitu, kebudayaan dan adat mereka tidak jauh berbeda dengan sub-etnis Dayak yang lainnya, karena mereka masih satu rumpun dan menyerap kebudayaan dan adat dari sub-etnis Dayak yang lainnya.
Ciri khas dari suku Dayak seperti memiliki rumah panjang, hasil kebudayaan materialnya seperti tembikar, sumpit, mandau, beliung atau kapak Dayak dan memiliki mata pencaharian yakni berburu dan meramu, seperti manusia purba bagi suku Dayak yang hidup di dalam hutan Kalimantan.
Kebiasaan Suku Dayak
Keseharian Suku Dayak biasanya menyusuri sungai yang ada di pedalaman Pulau Kalimantan untuk mencari ikan, dan juga mereka menghasilkan barang-barang seperti gerabah, kapak, beliung dan tombak yang digunakan sebagai alat masak, alat berburu, dan juga alat mempertahankan diri dari serangan musuh yang menyerang.
Kebiasaan mereka yang lain mengantarkan tulang leluhur mereka dengan upacara adat Tiwah. Upacara adat ini dilakukan secara meriah dan diiringi oleh alunan musik khas suku Dayak, sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap leluhur mereka, dan sebagai bentuk mengenang beliau semasa hidupnya.
Tulang belulang tersebut akan diletakkan di sandung, atau rumah untuk peristirahatan terakhir orang yang sudah meninggal dalam suku Dayak.
Suku Dayak juga sering menato badan mereka, yang dipercaya sebagai bentuk penerang jalan menuju keabadian setelah datangnya kematian. Tato ini memiliki kaitan yang erat dengan para leluhur mereka yang sangat dijunjung tinggi, maka dari itu sebelum menato badan, mereka wajib melakukan ritual terlebih dahulu.
Tato suku Dayak (Foto: Instagram yanarebang)
Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan khususnya para wanita, yakni dengan memanjangkan telinganya. Panjangnya telinga, menunjukkan tingkat sosial seseorang, karena semakin panjang telinga semakin kaya dan tinggi derajat seseorang tersebut.
Biasanya, yang melakukan kebiasaan ini adalah wanita yang berasal dari kalangan bangswan suku Dayak. Mereka memberi pemberat pada telinga mereka agar telinganya panjang ke bawah. Mereka juga mempercayai, semakin panjang telinga maka akan semakin cantik pula parasnya.
Dari penjelasa di atas dapat disimpulkan bahwa Suku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan yang tersebar di lima provinsi. Mereka memiliki kebiasaan berburu dan menghias tubuh dengan tato dan memanjangkan daun telinga.
Editor : Putra