get app
inews
Aa Text
Read Next : Bikin Trenyuh! Bayi di Ponorogo Terlahir Tanpa Anus, Orangtua Butuh Bantuan Biaya

Viral Bayi Stunting Diberi Susu Kental Manis, Ini Kata Dinkes

Kamis, 09 Maret 2023 | 12:53 WIB
header img
Liswarni Sub Kordinator Kesehatan Gizi Masyarakat Dinkes Ponorogo (foto: iNewsPonorogo.id/Putra)

PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Pemberian susu kental manis pada balita stunting di Desa Bajang, Kecamatan Mlarak, Ponorogo sempat viral, usai ada yang mengadu ke media sosial Instagram pakar gizi dr Tan Shot Yen.

Hal ini langsung ditanggapi oleh Dinas Kesehatan Ponorogo, dengan menanggapi viralnya kasus ini di medsos sebagai bahan evaluasi bersama. 

Sub Kordinator Kesehatan Gizi Masyarakat Dinkes Ponorogo Liswarni, menjelaskan bahwa kasus ini membuktikan adanya komunikasi yang belum terjalin antara kader posyandu desa dengan ibu balita penyandang stunting. 

"Kita positif thinking dulu ya. Artinya, ada sosialisasi yang salah persepsi, sehingga perlu ada evaluasi kedepannya," ujarnya.

Lanjutnya, Liswarni mengungkapkan bahwa temuan Dinkes dari kordinasi bersama pihak Desa Bajang dan Puskesmas. Desa tersebut memang mengalokasikan anggaran untuk bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita stunting. Dimana bentuk paket yang diberikan diantaranya 4 kaleng susu kental manis, telur dan biskuit. 

"Jadi mungkin informasi yang disampaikan di media sosial itu kurang lengkap. Sehingga menimbulkan persepsi yang bermacam-macam. Sehingga, lo kenapa kok diberi susu kental manis, itu kan tidak direkomendasikan untuk bayi stunting," jelasnya.

Masih menurut Liswarni mengungkapkan bahwa, dari penelusuran 4 kaleng susu kental manis yang diberikan kepada 18  balita terindikasi stunting di desa itu, bukan untuk diminumkan langsung, namun menjadi bahan tambahan bagi produk olahan makanan.

"Jadi tidak langsung diminumkan ke balita yang terindikasi stunting. Tetapi sebagai bahan tambahan produk olahan makanan," ungkapnya. 

Lebih jauh, Liswarni mengungkapkan bahwa ke 18 anak balita di Desa Bajang penerima PMT itu, masih terindikasi stunting. Lantaran baru dilihat berdasarkan indikator berat badan dan tinggi badan. Belum berdasrkan indikator perkembangan itelejensi balita. 

"Stunting itu ada dua indikatornya, selain berat dan tinggi badan, juga perkembangan intelejensi anak. Sehingga kita mengantisipasi dengan pencegahan," pungkasnya. 

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut