get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemarau Panjang Bikin Warga di Ponorogo Berebut Air Bersih

Cerita Pria Nekat Ingin Ambil Emas Batangan di Saranjana, Ini Syaratnya

Minggu, 10 Desember 2023 | 17:05 WIB
header img
Harta karun emas batangan di Gunung Saranjana foto: ilustrasi/istimewa

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Legenda Kota Saranjana, memang masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat dengan berbagai cerita yang menyelimutinya. Meski belum dapat dibuktikan secara pasti, banyak yang penasaran dengan kota gaib ini yang kabarnya berlokasi di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dalam beragam versi cerita yang menjadi viral di media sosial, satu di antaranya menarik perhatian, yakni kisah seorang pria yang mencoba mengambil emas batangan di Gunung Saranjana. 

Kota Saranjana dipercaya oleh banyak orang sebagai kota gaib yang maju dan modern dengan bangunan-bangunan tinggi nan megah. Meski begitu, tak semua orang dapat melihatnya dengan mata telanjang, membuatnya semakin misterius.

Haji Mansur, seorang tokoh masyarakat di Desa Oka-Oka, berbagi pengalaman tentang upaya mengambil emas batangan di Gunung Saranjana pada tahun 2018. 

Konon, emas batangan itu berjumlah sebanyak delapan buah yang telah berada di dalam sumur sejak 30 tahun silam.

Menurut juru kunci alias kuncen wilayah itu yang disebutkan seorang Ibu Haji bersuamikan penduduk Saranjana, emas tersebut milik sebuah keluarga yang menitipkannya di Kota Saranjana.
 

Pencarian emas itupun dimulai dengan mencari sumur yang disebut sebagai lokasi tersimpannya emas.

Ciri-ciri keberadaan emas ditandai dengan adanya seutas tali biru di dalam sumur. Sebanyak tiga sumur yang telah digali, pada saat menggali sumur keempat dengan kedalaman 1,5 meter terlihatlah tali berwarna biru.

"Pas kejadian itu ketika kami lihat tali biru, kebetulan teman kita yang satu dirasuki atau kerasukan orang Saranjana," kata Haji Mansur.

Akan tetapi dari Keterangan bahwa emas berada di dalam sumur tersebut, tidak dapat diambil karena keesokan harinya adalah Hari Kemerdekaan (17 Agustus).

"Kata Bu Haji coba nanti hari Rabu ke sana lagi. Kan permintaan mereka di atas itu (penghuni Saranjana) kan hari Rabu," lanjut Haji Mansur.

Melalui bantuan juru kunci atau kuncen wilayah tersebut, Haji Mansur dan teman-temannya kembali ke Gunung Saranjana pada hari Rabu dengan membawa barang-barang sebagai syarat untuk mengambil emas. Rokok, kopi, dan kemenyan menjadi ritual dalam proses ini.

Upaya penggalian di sumur menghadapi hambatan ketika penghuni Saranjana menuntut tumbal manusia yang memiliki hubungan darah sebagai syarat untuk melanjutkan pengambilan emas. 
 

Mendengar persyaratan itu, Haji Mansur lantas menghentikan penggalian. Ia pun memutuskan untuk kembali ke desa dan tidak jadi mengambil emas tersebut karena beratnya persyaratan yang diminta.

Saranjana yang dijuluki sebagai kota tak kasat mata memang selalu mengundang rasa ingin tahu banyak orang akan kisah-kisah magis yang dialami oleh orang-orang yang pernah bersinggungan dengannya.

Kota Saranjana, yang dianggap sebagai kota gaib nan modern oleh beberapa orang, tetap menjadi daya tarik dan misteri. Meski cerita-cerita magisnya mengundang rasa ingin tahu, warga Desa Oka-Oka memandangnya sebagai bagian dari warisan budaya yang kental dan menarik bagi masyarakat Kalimantan Selatan.

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut