Viral, Balita Dikunci di Toilet Pesawat hanya karena Rewel 

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Viral di media sosial dua wanita asal China mengunci balita di toilet pesawat. Aksi kedua wanita tersebut membuat warganet emosi.

Wanita-wanita tersebut memisahkan balita dari neneknya dan menguncinya di dalam toilet pesawat, karena balita itu terus menangis. Peristiwa tersebut terekam dalam video dan diunggah ke media sosial, namun video tersebut mendapat banyak kecaman dan akhirnya dihapus.

Baca Juga

Viral! Wanita Ini Bagikan Lifehack Cara Menghadapi Cuaca Panas saat Naik Motor

Menurut The Guardian, balita tersebut rewel karena terpisah dari neneknya dan dikunci di toilet pesawat. Dua wanita itu bahkan sempat merekam aksi mereka.

Dalam video yang diunggah, balita malang itu terlihat menangis dan mencoba membuka pintu toilet. Salah satu wanita terdengar berkata, "Jika kamu berhenti menangis, kamu boleh keluar."

"Jika kamu berhenti menangis, bibi akan membawamu kembali ke nenek," tambah wanita tersebut.

Baca Juga

Viral, Pintu Perlintasan Kereta Sudah Tertutup Rusak Dihajar Truk yang Mencoba Menerobos

Nyatanya, tidak satu pun dari wanita itu memiliki hubungan keluarga dengan balita tersebut. Sementara nenek balita hanya bisa menunggu di luar pintu toilet. Insiden ini menjadi viral di media sosial China, Douyin, setelah wanita bernama Gou Tinting dengan bangganya merekam aksi tersebut.

Gou menulis dengan bangga, "Banyak penumpang menggunakan tisu untuk menutup telinga mereka," tulisnya. "Beberapa bahkan pindah ke bagian belakang pesawat untuk menghindari kebisingan," tambahnya dalam keterangan video.

Tak lama kemudian, video tersebut dihapus setelah mendapat reaksi keras dari warganet. Media lokal melaporkan bahwa sang nenek tidak menyadari bahwa insiden tersebut direkam.

Baca Juga

Viral, Yuanikarinaa Istri Pengusaha Muda Ngaku Nonton Konser Bruno Mars Dikawal Polisi, Ini 5 Potret

Seorang pengguna Weibo menulis, "Nenek dan dua bibinya harus dituntut, dan layanan sosial harus turun tangan. Jika ada orang tua seperti ini, anak-anak akan menderita di masa depan."

"Kapan orang-orang ini akan mengerti bahwa bayi memiliki hak untuk menangis dan hak untuk bepergian? Mereka adalah bagian dari masyarakat, begitu juga bayi!" timpal seorang lainnya.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta