get app
inews
Aa Text
Read Next : Ratusan Personel Polisi Diterjunkan Amankan TPS Pilkada Ponorogo, Begini Polanya

Cerita Topeng Labu, Tradisi Turun Temurun Warga Muarojambi Bersilaturahmi Lebaran

Kamis, 05 Mei 2022 | 12:19 WIB
header img
Tradisi topeng labu yang dilakukan warga Muarojambi saat perayaan lebaran. (foto: MPI/Azhari Sultan)

JAMBI, iNews.id - Perayaan lebaran di Desa Muarojambi, Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Jambi sedikit berbeda dengan daerah lain. Di daerah ini ada tradisi masyarakat setempat yang unik dinamakan 'Topeng Labu' saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Pegiat kebudayaan Mukhtar Hadi mengatakan, tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun dan dilatarbelakangi cerita rakyat.

Dari cerita leluhur, dahulu ada orang di Desa Muaraojambi ini yang dilanda penyakit kusta. Sesuai kebijakan Tua Tengganai setempat, orang yang mengidap penyakit tersebut harus tinggal di hutan sementara waktu hingga datang kesembuhan.

Kemudian hari, minggu dan bulan terus berganti hingga datang Idul Fitri. Warga pengidap penyakit kusta tersebut pun merasa rindu untuk bertemu sanak keluarga dan suasana perkampungan yang telah lama ditinggalkan.

Karena penyakitnya belum juga sembuh dan menghawatirkan orang di sekitarnya, dia menggunakan topeng yang terbuat dari labu. Kemudian dia mendatangi perkampungan tempat tinggalnya untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan masyarakat setempat.

Ternyata apa yang dilakukan orang penderita penyakit kusta tersebut justru menjadi hiburan para warga yang melihatnya.

"Penderita kusta ini secara manusiawi juga punya rasa rindu. Dia ingin bertemu kerabat di desa karena itu memakai topeng," ujarnya, Kamis (5/5/2022).

Dia melakukan arak-arakan di sepanjang jalan dan di depan rumah warga sembari membawa sebuah keranjang agar mereka yang melihat terhibur.

Ternyata di luar dugaan, aksinya ini disambut antusias dan menjadi hiburan warga. Tidak hanya itu, warga yang merasa terhibur orang yang belum diketahui identitasnya itu rela memberikan apa yang mereka punya.

"Masyarakat yang simpati dan terhibur lantas memberikan makanan dan minuman," kata pria yang akrab disapa Borju tersebut.

Karena dinilai memiliki historis yang merakyat, pada tahun 2009 lalu pegiat kebudayaan setempat melakukan sedikit riset.

Hasil diskusi dengan warga, cerita rakyat tersebut diangkat dan menjadikannya sebagai tradisi. Sehingga setiap datang Hari Raya Idul Fitri, para warga Desa Muarojambi menggelar Festival Topeng Labu. 

Festival ini diiringi berbagai permainan alat musik, seperti gendang, gong dan sebagainya agar lebih menarik.

Selanjutnya sembari menari, para pemain Topeng Labu bersilaturahmi dengan warga yang menunggu di teras rumah masing-masing.

"Setiap rumah masyarakat disinggahi dan menari. Karena rumah masyarakat mempunyai teras, mereka menunggu di situ. Diiringi musik dan lantunan serta pantun," ucapnya.

Dia menambahkan, untuk topeng itu terbuat dari buah labu yang tumbuh di sekitar Desa Muarojmbi. Kulit buah labu yang kering dilukiskan menyerupai berbagai perasaan atau ekspresi manusia. 

"Labu ini ditanam petani di sini. Karena perlu banyak resapan air, ditanam di pinggir sawah. Tumbuh menjalar. Orang kampung sini menyebutnya labu manis," tuturnya.

Warga juga membuat aneka motif agar lebih menarik.

"Motifnya sesuai perasaan manusia, seperti muak, gembira, rasa bahagia. Ada juga sosok menyeramkan dan lucu," katanya.

Editor : Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut