PONOROGO, iNews.id - Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Ponorogo membuat Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertahankan) sering kehabisan stock obat. Hal ini membuat sejumlah peternak harus membeli obat secara mandiri seharga 80 ribu untuk satu kali suntikan pada satu satu hewan ternak mereka.
“Kita memang sering kehabisan stock obat, sehingga harus mencari suplier lain yang memang masih ada stock,” ujar Didik Royhudin Petugas Medis Hewan.
Lanjutnya, selain keterbatasan tersedianya obat, petugas juga kuwalahan, karena jumlahnya sedikit harus melakukan pemeriksaan pada ribuan sapi yang terjangkit PMK.
“Kita berangkat dari pagi hingga magrib, itupun masih menyisakan sapi yang belum diperiksa atau disuntik,”terangnya.
Meski banyak yang terjangkit, masih menurut Didik, tidak sedikit sapi yang sudah mulai membaik.
“Banyak yang sudah mau makan. Ini menunjukan bahwa sapi sudah mulai membaik dan mudah-mudahkan terus sembuh,” ungkapnya.
Sementara itu Komari salah satu peternak di Desa Nambang Rejo, Kecamatan Sukorejo mengaku kawatir sejak adanya PMK.
“Ini yang masih anakan juga kena, namun sudah saya suntikan obat, biar bisa sembuh,” kata Komari.
Diwilayah Kecamatan Sukorejo, Menurut Komari tidak sedikit sapi-sapi yang kena, kebanyakan selain mulutnya, kakinya juga mengalami bengkak dan luka.
“Itu kakinya juga kena, jadi susah untuk berdiri, namun hingga kini belum dengar ada yang mati,” pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait