Kebiasaan Suku Dayak
Keseharian Suku Dayak biasanya menyusuri sungai yang ada di pedalaman Pulau Kalimantan untuk mencari ikan, dan juga mereka menghasilkan barang-barang seperti gerabah, kapak, beliung dan tombak yang digunakan sebagai alat masak, alat berburu, dan juga alat mempertahankan diri dari serangan musuh yang menyerang.
Kebiasaan mereka yang lain mengantarkan tulang leluhur mereka dengan upacara adat Tiwah. Upacara adat ini dilakukan secara meriah dan diiringi oleh alunan musik khas suku Dayak, sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap leluhur mereka, dan sebagai bentuk mengenang beliau semasa hidupnya.
Tulang belulang tersebut akan diletakkan di sandung, atau rumah untuk peristirahatan terakhir orang yang sudah meninggal dalam suku Dayak.
Suku Dayak juga sering menato badan mereka, yang dipercaya sebagai bentuk penerang jalan menuju keabadian setelah datangnya kematian. Tato ini memiliki kaitan yang erat dengan para leluhur mereka yang sangat dijunjung tinggi, maka dari itu sebelum menato badan, mereka wajib melakukan ritual terlebih dahulu.
Tato suku Dayak (Foto: Instagram yanarebang)
Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan khususnya para wanita, yakni dengan memanjangkan telinganya. Panjangnya telinga, menunjukkan tingkat sosial seseorang, karena semakin panjang telinga semakin kaya dan tinggi derajat seseorang tersebut.
Biasanya, yang melakukan kebiasaan ini adalah wanita yang berasal dari kalangan bangswan suku Dayak. Mereka memberi pemberat pada telinga mereka agar telinganya panjang ke bawah. Mereka juga mempercayai, semakin panjang telinga maka akan semakin cantik pula parasnya.
Dari penjelasa di atas dapat disimpulkan bahwa Suku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan yang tersebar di lima provinsi. Mereka memiliki kebiasaan berburu dan menghias tubuh dengan tato dan memanjangkan daun telinga.
Editor : Putra
Artikel Terkait