BEIJING, iNews.id - Pengadilan Shanghai, Chinamenjatuhkan hukuman denda dengan nilai sangat fantastis. Perusahaan Xiao, Tomorrow Holdings didenda 55,03 miliar yuan atau sekitar Rp120,8 triliun.
Tak hanya itu pemilik perusahaan yakni seorang miliarder bernama Xiao Jianhua juga dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun.
Denda yang dijatuhkan pengadilan ini merupakan rekor denda tertinggi yang dijatuhkan pengadilan di China.
Pengadilan menyebut, pria keturunan China-Kanada dan perusahaannya dituduh menyedot dana simpanan publik, menyalahgunakan pemanfaatan properti, penggunaan dana ilegal, serta suap.
Hukuman tersebut sebenarnya sudah diringankan karena kedua pihak mengakui perbuatan, mau bekerja sama menyerahkan keuntungan yang mereka dapat dari praktik ilegal, serta membayar kerugian.
"Melanggar aturan manajemen keuangan, membahayakan keamanan keuangan negara," bunyi pernyataan pengadilan, seraya menambahkan denda 6,5 ??juta yuan atas kejahatan tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/8/2022).
Xiao merupakan taipan yang memiliki hubungan dekat dengan para elite Partai Komunis China. Dia tak muncul ke publik sejak 2007 sejalan dengan kasus yang menjeratnya.
Dia terakhir terlihat dibawa pergi menggunakan kursi roda dan penutup kepala dari sebuah hotel mewah di Hong Kong.
Sejak 2001 hingga 2021, Xiao dan Tomorrow Holdings menyuap pejabat dengan memberikan saham, properti real estate, uang tunai, serta aset lainnya senilai lebih dari 680 juta yuan guna menghindari pengawasan keuangan dalam memburu keuntungan ilegal.
Pada Juli 2020, sembilan lembaga terkait grup tersebut disita oleh regulator China sebagai bagian dari tindakan keras atas risiko yang ditimbulkan Xiao.
Di antara sembilan perusahaan tersebut ada beberapa perusahaan asuransi, yakni Tianan Property Insurance, Huaxia Life Insurance, Tianan Life Insurance, dan Yi'an P&C Insurance, di samping New Times Trust dan New China Trust. Tiga lainnya adalah Chengtong Securities, Guosheng Securities, dan Guosheng Futures.
Menurut pengadilan, sejak 2004, Xiao dan Tomorrow mengendalikan beberapa lembaga keuangan dan platform online, termasuk Bank Baoshang, melalui pemegang saham tidak langsung serta kepemilikan anonim.
Disebutkan Xiao menggunakan keuntungan ilegal untuk mengakuisisi lembaga keuangan, perdagangan sekuritas, dan investasi luar negeri. Namun dia dan perusahaan mengakui kesalahannya.
"Xiao Jianhua melakukan tindakan terpuji, sehingga diberi pengurangan hukuman sesuai dengan aturan," kata pengadilan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, Xiao tidak berhak mendapatkan hak kekonsuleran. China tidak mengakui kewarganegaraan ganda yang disandang terdakwa.
Sementara itu Kemlu Kanada menyatakan telah mengetahui laporan tentang hukuman tersebut dari media. Para pejabat akan memantau kasus tersebut seraya mendesak pemerintah China untuk memberikan akses konsuler.
Editor : Putra
Artikel Terkait