Pada bulan Mei, penerbit buku teks terbesar di negara itu mengeluarkan permintaan maaf publik di akun WeChat resminya. Mereka diperintahkan untuk mendesain ulang materinya untuk semester yang dimulai pada bulan September.
China telah memperketat kontrol atas buku teks dan kurikulumnya dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu untuk meningkatkan patriotisme di kalangan generassi muda.
Pemerintah telah melarang buku teks dari penerbit luar negeri dan melatih siswa sekolah dasar dan menengah dalam ajaran ideologis Presiden Xi Jinping.
Kementerian pendidikan mengatakan penerbit telah gagal memahami tujuan teks pendidikan.
Editor : Putra
Artikel Terkait