Pemuda ini Sukses jadi Miliader di Usia Muda, Meski DO dari Kampus

Ikhsan Permana
Pemuda sukses diusia muda meskipun dulu DO dari kampus (ist)

JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Menjadi sukses memang banyak jalan, bahkan terkadang mereka yang mungkin tidak mengenyam pendidikan tinggi bisa meraihnya, seperti halnya Dylan Field. Pemuda berusia 30 tahun menjadi miliarder muda, dengan usahanya dibidang desain

Dylan Field sempat menggemparkan industri teknologi Amerika Serikat (AS). Pasalnya, saat baru berusia 20 tahun, dia bersama temannya mendirikan perusahaan rintisan (startup) teknologi bernama Figma.

Dikutip dari berbagai sumber, Figma merupakan platform desain kolaboratif yang dirintis oleh Dylan Field dan Evan Wallace pada 2012. Platform tersebut kini menjadi andalan berbagai perusahaan terkenal di dunia, seperti Microsoft, dan berkompetisi langsung dengan beragam produk desain yang ditawarkan aplikasi desain vektor Adobe XD.

Field masuk jajaran miliarder setelah perusahaan yang didirikannya itu diakuisisi Adobe senilai 20 miliar dolar AS atau setara Rp313,14 triliun. 

Field berasal dari Penngrove, California. Dia lahir dari orang tua kelas pekerja. Mendiang ayahnya, Andy bekerja sebagai terapis pernapasan, sementara ibunya Beth adalah guru spesialis sumber daya.

Sebagai anak tunggal, Field sudah menunjukkan bakat sebagai jagoan teknologi masa depan di usia muda. Ayahnya mengamati dia mulai 'sedikit aneh' dan memperhatikan dia sudah menyelesaikan masalah aljabar di usia enam tahun.

Sang Ayah begitu ingat bahwa Field pernah bosan di sekolah menengah sehingga dia bergaul dengan petugas kebersihan yang ternyata ahli matematika.

Semasa kecil, Dylan Field juga sebenarnya sangat menyukai dunia akting. Dia pernah tampil dalam drama lokal serta pernah muncul di iklan televisi eToys dan Windows XP yang mengawali kariernya di dunia teknologi.

Singkat cerita, Dylan Field dan Evan Wallace bertemu saat belajar ilmu komputer di Brown University dan memutuskan untuk memulai sebuah perusahaan bersama.
 

Dylan Field diketahui mengambil Beasiswa Thiel. Namun, dia memutuskan keluar atau drop out(DO) dari perguruan tinggi pada 2012 untuk membangun usaha yang kini berdiri dengan nama Figma. Dylan Field dan Evan Wallace membutuhkan waktu empat tahun untuk meluncurkan versi publik pertama dari papan sketsa virtual mereka untuk para desainer.

Sebagai Co-founder dan CEO Figma, Field memastikan Figma masih akan tetap beroperasi seperti biasa. Bedanya, Dylan nantinya bakal melapor langsung ke President Adobe, David Wadhwani.

"Kami berencana untuk terus menjalankan bisnis Figma seperti cara kami selalu menjalankan Figma. Selain itu, kami juga bakal terus melakukan apa yang kami anggap terbaik untuk komunitas, budaya kerja, dan bisnis kami," ucap Field.

Proses akuisisi ini juga bakal membantu Figma untuk memanfaatkan keahlian Adobe di bidang yang tidak dikuasai perusahaan tersebut. Di antaranya desain 3D, video, desain vektor, dan lain sebagainya. Dengan begitu, bisnis Figma juga bakal ikutan maju.

Akuisisi Figma tidak membuat Field memberikan kepemilikannya penuh kepada Adobe. Dia masih memiliki sekitar 10 persen dari perusahaan.

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Field akan meroket menjadi 2 miliar dolar AS atau setara Rp31 triliun setelah kesepakatan selesai pada 2023.

 

 

artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul: Kisah Pemuda DO dari Kampus, Jadi Miliarder Berkat Jual Startup Desain

Editor : Putra

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network