3. Alternatif ramah lingkungan
Pengomposan manusia ini dipandang sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penguburan atau kremasi, yang biasanya dilakukan terhadap jenazah orang yang sudah meninggal. Cara ini juga dikenal sebagai pengurangan organik alami, yakni praktik melihat tubuh membusuk selama beberapa minggu setelah ditutup dalam wadah.
Recompose, perusahaan AS yang menyediakan layanan pengomposan manusia mengatakan bahwa cara yang mereka lakukan dapat menghemat satu ton karbon dibandingkan dengan kremasi atau penguburan tradisional. Emisi karbon dioksida merupakan kontributor utama perubahan iklim, karena bertindak menjebak panas bumi dalam fenomena yang dikenal sebagai efek rumah kaca.
4. Prosesnya berlangsung selama satu bulan
Proses pengomposan manusia dilakukan di fasilitas khusus di atas tanah. Jasad orang yang sudah meninggal dimasukkan ke dalam wadah tertutup bersama dengan bahan-bahan pilihan seperti serpihan kayu, alfalfa dan rumput jerami, dan secara bertahap terurai oleh mikroba.
Setelah jangka waktu sekira satu bulan - dan proses pemanasan untuk membunuh penularan apa pun – teman atau kerabat almarhum akan diberikan tanah yang dihasilkan dari proses ini. Tanah tersebut dapat digunakan dalam menanam bunga, sayuran atau pohon.
5. Solusi keterbatasan tanah kuburan
Tak hanya ramah lingkungan, pengomposan manusia juga dipandang sebagai solusi dan alternatif pemakaman orang meninggal di lokasi, terutama di kota-kota di mana lahan untuk kuburan terbatas. Pemakaman tradisional yang melibatkan peti mati juga menghabiskan kayu, tanah, dan sumber daya alam lainnya, dibandingkan pengomposan manusia.
artikel ini telah tayang di Okezone dengan judul: 5 Fakta Jenazah Manusia Dijadikan Pupuk Kompos, Dinilai Ramah Lingkungan
Editor : Putra
Artikel Terkait