JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Ada banyak kisah tentang kerajaan Mataram Islam mulai menjadi kerajaan besar di Pulau Jawa saat Panembahan Senopati naik menjadi raja menggantikan Ki Ageng Panembahan yang wafat. Dimana sebelumnya Mataram Islam merupakan daerah kekuasaan Pajang.
Pajang masih menguasai Mataram sepenuhnya saat Senopati menjadi raja di Mataram. Kerajaan Pajang kala itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Berbagai upaya memerdekakan diri dari Pajang pun ditempuh Senopati.
Diceritakan dalam buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja - Raja Jawa Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita" karya Sri Wintala Achmad, sejumlah taktik disusun Panembahan Senapati. Langkah pertama Panembahan Senapati membujuk 8.000 mantri pemajekan yang akan menyerahkan pajak ke Kasultanan Pajang.
Langkah politis ini disebut membawa keberhasilan gemilang. Terbukti selain banyak mantri pemajekan, diantaranya Demang Bocor yang berusaha membunuh Panembahan Senapati berangsur-angsur berpaling dari Pajang ke Mataram.
Hal ini mempengaruhi penghasilan Mataram yang mengalami kenaikan penghasilan signifikan. Oleh Panembahan Senapati, sebagian pendapatan yang diperoleh dari para mantri digunakan untuk membangun benteng pertahanan Mataram, untuk mempertahankan kerajaan dari serangan musuh.
Upaya berikutnya yakni membangkang kepada Sultan Hadiwijaya. Dikisahkan sejak dilantik menjadi Raja Mataram, Senapati bertekad untuk menjadi merdeka dari Pajang. Bahkan Senapati tidak menghadap Sultan Hadiwijaya sejak setahun dilantik.
Terbukti Sultan Hadiwijaya akhirnya mengutus Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil ke Mataram pada tahun 1576 Masehi. Kedatangan dua utusan Pajang ini untuk menanyakan kenapa tidak pernah datang ke Pajang, kendati telah menjabat selama satu tahun.
Utusan Sultan Hadiwijaya yang tak membuahkan hasil menjadikan Pajang hangat. Sultan Hadiwijaya memerintahkan Arya Pamalad atau Adipati Tuban, Pangeran Banawa, dan Patih Mancanagara untuk datang ke Mataram, melakukan penyelidikan.
Panembahan Senapati telah menyiapkan pasukan untuk berperang. Hal ini demi merealisasikan keinginan untuk kemerdekaan Mataram dari Kerajaan Pajang, dengan menyiapkan pasukan bila sewaktu-waktu Pajang menyerang ke Mataram.
Langkah terakhir yakni menempuh cara spiritual dalam upaya mendekatkan Mataram dari Pajang. Panembahan Senapati memilih mendekatkan diri dengan para penguasa Gunung Merapi dan Laut Selatan atau Ratu Kidul.
Terbukti saat Mataram berperang melawan Pajang pada 1582 Masehi. Diceritakan pada Babad Tanah Jawa, kekalahan Pajang bukan karena pasukan Mataram, melainkan bantuan dari pasukan gaib Keraton Kidul dan Gunung Merapi.
artikel ini telah tayang di Okezone dengan judul: Pasukan Gaib Pantai Selatan dan Gunung Merapi Konon Bantu Kerajaan Mataram Berperang
Editor : Putra
Artikel Terkait