JAKARTA, iNewsPonorogo.id – Hantu Kuntilanak ternyata menarik banyak orang, tidak terkecuali seorang peneliti. Dimana sosok mahkluk gaib berambut panjang, mengenakan pakaian putih dengan suara tawa nyaring dan perawakan seorang wanita.
Di dalam cerita, kuntilanak dipercaya sebagai arwah penasaran perempuan hamil yang meninggal dunia, atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anaknya masih didalam kandungan.
Peneliti dan pengajar di Universitas Bonn, Jerman, Timo Duile melakukan penelitian terkait mitos kuntilanak mengungkap bahwa narasi tentang hantu ini, yang ditemukan dalam cerita rakyat dan di mitos pendirian kota Pontianak, justru menggambarkan modernitas Melayu.
"Saat berurusan dengan hantu, narasinya secara eksplisit modern. Mereka membentuk dan bergantung pada pemisahan antara budaya dan alam. Sebagai sebuah bentuk pencerahan, narasi mengubah alam menjadi objek bagi manusia," tulis Timo dalam kesimpulan penelitiannya yang berjudul 'Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia', seperti dilansir dari www.jstor.org.
Lanjutnya, masih menurut Timo, menjelaskan bahwa pemisahan ini berkaitan dengan interaksi tiga pandangan, animisme, Islam, dan sains Barat. Islam dipandang sebagai kekuatan modernisasi yang masuk dalam kategori sama dengan 'kepercayaan tradisional' atau animisme, akan tetapi juga tidak bertentangan dengan sains dan rasionalitas.
Kata Timo, orang Dayak menerapkan animisme secara mimetik dengan berkomunikasi dengan roh. Namun, ini menyiratkan upaya menjinakkan roh.
Animisme di narasi Kuntilanak bertujuan untuk menguasai alam dengan menambahkan lapisan agama, dengan konsep penunggu serta membedakan antara budaya (kota, pesisir) dan alam (pendalaman).
"Kuntilanak dengan demikian mewujudkan ketakutan dan irasionalitas tidak hanya perempuan tetapi juga kodrat sebagaimana dikontekstualisasikan dalam bahasa Indonesia kemodernan," pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait