PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Nama Gunung Kemukus di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, mungkin tak asing lagi bagi mereka yang mempercayai klenik. Gunung tersebut sering dijadikan tempat mencari pesugihan untuk memperoleh kekayaan melimpah dengan jalan pintas.
Ritual pesugihan di Gunung Kemukus terbilang ekstrim, karena jika ingin kaya raya dengan jalan pintas, harus berhubungan badan dengan pasangan tidak sah.
Menuju Gunung Kemukus cukup mudah. Bisa melalui Solo bisa naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan. Di sebelah kiri jalan terdapat pintu gerbang bertuliskan "Daerah Wisata Gunung Kemukus".
Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek atau berjalan kaki. Namun bila air Waduk Kedung Ombo meluap, perjalanan harus menggunakan perahu.
Sebuah aturan tidak resmi mewajibkan setiap peziarah makam Pangeran Samudra harus melakukan hubungan badan sebanyak tujuh kali bersama orang yang bukan suami atau istrinya.
Banyak cerita jika ada pasangan suami istri, keduannya harus mengikhlaskan istrinya untuk digauli pria lain. Begitu pula sebaliknya sang istri mengiklaskan suaminya menggauli wanita lain.
Ternyata, praktik ritual seks di Makam Pangeran Samudro tersebut dilegitimasi oleh tafsir yang sengaja dibelokkan oleh beberapa orang tentang wasiat Pangeran Samudro.
Pangeran Samudro adalah putra Raja Terakhir Majapahit yang melakukan perjalanan mencari sanak-saudaranya.
Di perjalanannya Pangeran Samudro wafat dan meninggalkan wasiat bahwa siapa saja yang nantinya datang berziarah harus mempunyai hati yang senang, seperti ketika akan datang ke rumah kekasihnya.
“Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di Makam pangeran Samudro dengan harus berhubungan badan,” kata Taufiqurrahman, salah satu mahasiswa UGM yang melakukan penelitian tentang ritual seks di Gunung Kemukus pada 2016.
Ritual seks di Gunung Kemukus ini pernah menjadi bahan kajian bagi mahasiswa Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasil penelitian pada 2016 tersebut, ternyata disimpulkan jika ritual seks tersebut, lantas dimanfaatkan segelintir orang.
Editor : Putra
Artikel Terkait