PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Tangis Evif Darmawanti, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Babadan, usai sekolahnya tidak mendapatkan satu pun siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2023, viral.
Pihak sekolah sebenarnya sudah memprediksi akan kondisi ini akan terjadi. Sebab, jumlah anak usia lulus taman kanak-kanak (TK) di Desa Babadan cenderung sedikit. Sehingga sekolah harus bersaing dengan sekolah dasar lain.
Lulusan dari TK di Desa Babadan yang sedikit itu, menjadi salah satu penyebab, tidak adanya satu anak pun yang mendaftar.
Selain permasalahan lulusan TK yang minim, ternyata ada 3 sekolah dasar negeri (SDN) yang letaknya berdekatan. SDN 1 Babadan hanya berjarak 1,7 kilometer dari SDN 3 Babadan. Kemudian untuk SDN 2 Babadan dengan SDN 3 Babadan, cuma kurang lebih 750 meter saja. Ditambah dengan lembaga pendidikan swasta yang baru berdiri.
Jalur pendaftaran dengan zonasi, juga semakin menyulitkan SDN 3 Babadan untuk mendapatkan siswa. Pasalnya, areanya semakin terbatas. Terbagi dengan 2 sekolah negeri lainnya yang masih dalam 1 desa.
Lokasi SDN 3 Babadan, bisa dibilang berada di pinggiran desa, sedang SDN 2 Babadan berada di tengah desa. Sementara untuk SDN 1 Babadan malah berada di tepi jalan besar yang menghubungkan Ponorogo-Madiun.
Meski mendapatkan siswa, namun untuk SDN negeri di desa itu, juga tidak terbilang banyak. SDN 1 Babadan mendapatkan 4 siswa baru, kemudian untuk SDN 2 Babadan, 6 siswa baru.
"Di sekitar SDN 3 Babadan itu, cuma ada 2 anak yang tahun ini lulus TK. Namun, oleh orangtuanya yang satu dimasukkan ke SDN 2 Babadan dan yang satunya di sekolahkan ke MI swasta di Ponorogo," kata Kepala Dusun, Muhammad Anas.
Lanjutnya, menurut Anas, kekurangan siswa SDN 3 Babadan itu, sudah berlangsung kurang lebih 7 tahun terakhir. Keterbatasan cakupan wilayah, juga turut andil membuat sekolah tersebut kekurangan siswa.
Editor : Putra
Artikel Terkait