JAKARTA, iNews.id – Di bawah kepemimpinan Panembahan Senopati, Kerajaan Mataram meluaskan pengaruhnya dengan melakukan ekspansi dan memperkuat hubungan dengan wilayah tetangga, termasuk Karisidenan Kedu dan Begelen.
Walaupun demikian, Panembahan Senopati menghadapi perlawanan dari pihak-pihak yang menolak mengakui kekuasaan Kerajaan Mataram Lama.
Salah satu kelompok oposisi ini terungkap dalam tulisan "Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung" karya De Graaf, di mana Ki Bocor, seorang mantri di Jawa Tengah, merupakan salah satu pihak yang menentang. Ki Bocor menolak mengakui kekuasaan Panembahan Senopati karena menganggap Kerajaan Mataram lebih muda secara usia.
Ki Bocor bahkan berencana untuk menguji keahlian Panembahan Senopati dengan senjata pusakanya, yaitu keris Kebo Dengen, yang terkenal karena kehebatannya. Akan tetapi, rencana ini ternyata diketahui oleh Panembahan Senopati.
Pada suatu malam, ketika sedang duduk, Panembahan Senopati dengan sengaja membiarkan dirinya ditusuk dari belakang oleh Ki Bocor. Meskipun ditusuk, Panembahan Senopati tetap diam tanpa bergerak hingga akhirnya Ki Bocor kehabisan tenaga, jatuh dan mencium kaki Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati memberi pengampunan kepada Ki Bocor dan membiarkannya pergi, sementara keris Kebo Dengen tertancap di tanah.
Asal-usul Ki Bocor diceritakan dalam tiga naskah, yaitu Babad Tanah Djawi, Babad Pajajaran, dan Serat Baron Sakender. Kitab Babad Pasir juga memberikan beberapa petunjuk tentang sosok mantri ini.
Dalam sumber-sumber sejarah tersebut dijelaskan bahwa Ki Bocor adalah seorang mantri berpengaruh di daerah Pasir, yang terletak di Banyumas, sebelum zaman penyebaran agama Islam. Pasir konon merupakan wilayah para menantu Adipati Kandhadaha dari Pasir, mungkin merujuk pada sosok raja mitos.
Ki Bocor kemungkinan adalah keturunan Pangeran Tole, anak dari raja Pasir pertama bernama Pangeran Senapati, yang merupakan pengikut Sultan Demak I.
Namun, Pangeran Senapati I kemudian meninggalkan kesetiaannya pada Demak dan Islam, sehingga diusir oleh Sultan Demak II dari Pasir, dan digantikan oleh patihnya yang diberi gelar Pangeran Senapati II.
Kemungkinan lainnya, Ki Bocor menolak tunduk pada Kerajaan Mataram yang dianggapnya masih muda, karena ia menyadari bahwa ia berasal dari garis keturunan Pangeran Tole yang lebih tua.
Gelarnya yang sama dengan Raja Pasir pertama yang telah memeluk agama Islam mungkin diperolehnya dari Sultan Demak. Oleh karena itu, Ki Bocor merasa bahwa dirinya setidaknya setara dengan Panembahan Senopati.
Hanya kekuatan gaib dan kekebalan Panembahan Senopati yang bisa meyakinkan Ki Bocor mengenai takdir Senapati sebagai raja seluruh tanah Jawa.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait