Pelanggan yang menikmati kopi khas Mbah Tekluk, bisa duduk di kursi panjang yang disediakan, namun jika penuh yang lainnya harus bersedia duduk di emperan toko.
Biasanya Warung Kopi Mbah Tekluk buka sejak pagi buta. Kemudian pelanggan sendiri dari berbagai kalangan datang, mulai dari tukang becak, pedagang pasar, pekerja kantoran, pelajar, mahasiswa, bupati hingga menteri.
Selain kopi, jadah bakar juga menjadi salah satu hidangan yang diminati oleh para pelanggan. Hidangan ini terbuat dari ketan yang dibakar di atas arang, memberikan cita rasa yang khas.
Dengan warisan sejarah dan kehangatan yang ditawarkannya, Warung Kopi Mbah Tekluk tetap menjadi tempat istimewa bagi masyarakat Ponorogo, menghadirkan pengalaman nongkrong yang tak terlupakan dalam suasana yang sederhana namun penuh makna.
Editor : Putra
Artikel Terkait