PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Penjual kopi biasanya punya warung, atau bahkan di era sekarang kopi ala kafe. Namun berbeda dengan salah satu penjual kopi di Ponorogo ini, yaitu berjualannya dengan dipikul dan berkeliling.
Berjualan Wedang Ethek, sudah menjadi warisan usaha turun temurun dari keluarganya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Pak Damin. Usaha yang unik ini hanya beroperasi saat musim panen padi tiba
Dikutip dari youtube Kang Pardi, Pak Damin memulai harinya dengan berkeliling dari satu petak sawah ke petak sawah lainnya, sejak pukul 07.00 pagi hingga paling lama setelah dzuhur. Namun, yang membedakan dia dari pedagang lainnya adalah cara dia menjalani usahanya. Tanpa sepeda atau motor, Pak Damin memikul jualannya.
Sudah lebih dari 50 tahun sejak Pak Damin telah menjalani pekerjaan ini. Dia mengangkut jualannya menggunakan jonggrong, yaitu gerobak pikulan tradisional yang telah diwarisi dari sang kakek. Meskipun sederhana, peralatan dagangnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Ketika tiba di area persawahan tempat petani berkumpul, Pak Damin langsung menyeduhkan kopi. Satu petak sawah biasanya dikerjakan oleh 4-8 orang, dan Pak Damin tahu persis berapa gelas yang harus dia seduh. Dia menggunakan metode sederhana dengan bubuk kopi dan gula dimasukkan langsung ke dalam gelas.
Air panas yang telah direbus dengan kayu bakar dicampur dengan kopi dan gula. Kemudian, minuman siap diserahkan kepada pelanggannya.
Pak Damin dikenal sebagai penjual wedang ethek di Desa Pijeran, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo. Wedang ethek adalah sebutan untuk minuman kopi tubruk yang dicampur dengan gula.
Selain wedang ethek, Pak Damin juga menyediakan berbagai gorengan seperti peyek, gandos, dan makanan lainnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait