Kuliner Unik Peyek Laron di Ponorogo, Ternyata Ada Sejarahnya

Putra
Mengenal sejarah rempeyek laron yang jadi kuliner di beberapa daerah foto: istimewa

Mengumpulkan laron relatif mudah, terutama selama musim hujan. Secara tradisional, orang-orang akan menaruh lampu teplok di tengah baskom yang berisi air atau di samping baskom kosong. 

Lampu-lampu lain dimatikan sehingga laron hanya tertarik pada satu lampu saja. Setelah terkumpul, laron dipisahkan dari sayapnya, diinteri (diletakkan di atas tampah dan diputar-putar), dan kemudian dimasak.

Pemanfaatan laron sendiri terkait erat dengan kebutuhan protein masyarakat di daerah tertentu. Seperti didaerah yang jauh dari laut, membuat sulit mendapatkan protein dari ikan atau hewan laut lainnya. Oleh karena itu, laron menjadi alternatif sumber protein hewani.

Laron dapat diolah dengan berbagai cara, mulai dari sangrai, goreng dengan telur, dijadikan bothok, hingga yang paling dikenal adalah dijadikan rempeyek. 

Proses pembuatan peyek laron mirip dengan membuat rempeyek kacang. Bahan dasarnya adalah tepung beras dicampur air, bumbu seperti garam, bawang putih, dan daun jeruk. 

Kemudian, adonan tersebut diberi laron sebagai bahan pengisi. Adonan digoreng hingga kering, menciptakan peyek laron yang renyah dan siap disantap sebagai camilan atau lauk bersama nasi.

Editor : Putra

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network