PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Di Kabupaten Ponorogo ada banyak dijumpai kebun atau persawahan yang ditanami buah melon. Namun ada yang berbeda di Desa Muneng, Kecamatan Balong ini, karena menanam buah yang ciri khas berwarna hijau muda dan punya biji ini dengan metode hidroponik.
Bermula dari mencoba menanam dengan dengan melihat tayangan di youtube dan membaca buku tentang pertanian. Pemuda bernama Fiska Indra Pratama sukses membudidayakan aneka jenis tanaman melon secara hidroponik.
Memakai lahan seluas 1.200 meter persegi, Fiska menanam berbagai jenis varietas melon dari berbagai negara, seperti Jepang, Korea hingga Amerika Serikat.
Sudah ada dua tahun ini, Fiska membudidayakan tanaman melon secara hidroponik. Dimana menanam melon secara hidroponik, diklaim mendapat keuntungan yang lebih tinggi dibanding secara konvensional.
“Sistem hidroponik itu dengan lahan terbatas tapi populasi bisa maksimal. Keuntungan yang didapat lebih menggiurkan dibanding konvensional mas,” katanya.
Selain itu dengan sistem hidroponik tanaman juga sangat kecil terserang hama. Disamping itu setahun bisa menanam tiga hingga empat kali tanpa mengenal musim.
“Menggunakan sistem hidroponik di dalam greenhouse seperti ini, bisa sepanjang musim artinya tidak mengenal musim,” terangnya.
Ditempat Fiska, bisa melihat secara langsung tanaman melon aneka varian. Disamping itu, bisa memetik dan membeli serta belajar secara langsung tentang tata cara budidaya tanaman melon secara hidroponik.
“Beli melon sweet honey, karena berbeda dengan melon yang kita temui di pasaran. Dalamnya warna kuning ke orange, untuk rasa dan teksturnya lebih crunchy lebih juice, yang jelas lebih manis,” pungkas Citra Puspita, salah satu pengunjung kebun melon.
Untuk satu buah melon yang dipetik langsung, biasa dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogramnya. Sementara sekali panen atau setiap 70 hari sekali, bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp30 juta.
Editor : Putra
Artikel Terkait