PONOROGO, iNews.id - Keberadaan minyak goreng curah dipasaran masih sangat terbatas, hal ini terlihat setiap barang datang langsung diserbu warga. Bahkan mereka rela antri berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng subsidi tersebut.
Seperti halnya Misdori salah satu pedagang makanan di Aloon-aloon Ponorogo mengaku antri sejak pagi sebelum toko buka agar kebagian jatah minyak goreng.
“Antri sejak setengah enam pagi, toko masih tutup baru dapat minyak jam 9,” ujar Misdori
Lebih lanjut Misdori menambahkan bahwa dirinya memilih minyak goreng curah karena harganya teriangkau, apalagi pedagang kecil seperti dirinya.
“Kalau beli yang kemasan mahal, tidak untung kalau buat jualan malah bisa rugi,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta masyarakat jangan panic buying. Terutama soal minyak goreng.
"Menghadapi situasi yang khusus tahun ini, karena memang ada tekanan eksternal terhadap harga komoditas (minyak goreng) tapi tidak menyurutkan kami untuk semaksimal mungkin menjaga kondusifitas dan stabilitas harga di lapangan," jelas Emil.
Masih menurut Emil, pihaknya bekerjasama dengan satgas pangan, perusahaan, BUMN termasuk Bulog untuk memastikan stabilitas harga. Seperti minyak goreng, gula, beras, daging dan telur.
"Persisnya bagaimana kita masih koordinasi dengan pemerintah pusat," terang Emil.
Meski Jatim sendiri termasuk produsen, lanjut Emil, pihaknya pun tidak bisa mengekang laju penjualan bahan pokok. Biasanya para produsen menjual barangnya ke pangsa pasar dengan harga yang lebih baik.
"Kita petakan karena Jatim sebenarnya produsen tapi kita hidup di era dimana, orang nggak bisa dilarang untuk kirim barang. Yang bisa kita larang adalah menimbun barang, secara sengaja dengan tujuan untuk spekulasi harga," pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait