Warga Sinten Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar, Berikut Penjelasannya

Erfan Erlin
Suratno menunjukkan alat untuk mengubah plastik menjadi bahan bakar. (Foto : MPI/erfan erlin)

BANTUL, iNews.id Sampah tampaknya bukan persoalan lagi bagi warga Dusun Siten Kalurahan Sumbermulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul. Melalui Bank Sampah Gerbang Pilah, mereka berhasil mengatasi persoalan sampah bahkan mampu mengatasi seluruh sampah plastik tanpa tersisa.

Rabu (25/5/2022) siang, tampak sekelompok ibu-ibu di Dusun Siten menunggu kiriman sampah ke Bank Sampah yang mereka kelola. Tak berselang lama, terlihat seorang lelaki bernama Suratno datang membawa tumpukan sampah dengan kendaraan roda tiga bantuan pemerintah.

Para ibu rumah tangga ini lantas mengangkat tumpukan sampah tersebut ke dalam gedung bank sampah. Mereka kemudian memilah sampah plastik dan sampah kertas. Kebetulan sampah yang datang siang ini adalah sampah non organik.

Plastik-plastik tebal seperti ember ataupun galon air mineral mereka pisahkan dengan kardus ataupun kertas. Sementara sampah kantong plastik atau bungkus makanan mereka kumpulkan. Kemudian oleh Suratno plastik itu dimasukkan ke alat yang akan mengubahnya menjadi bahan bakar mirip minyak tanah.

Suratno, lelaki yang menjabat sebagai ketua Bank Sampah Gerbang Pilah ini mengatakan jika sudah hampir tiga tahun ini mereka mampu mengubah sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi mereka ubah menjadi minyak tanah.

Menggunakan bantuan dari salah seorang anggota DPR RI, mereka mampu menghasilkan minyak tanah 80 liter setiap bulannya.

"Jumlah itu masih kurang kalau untuk memenuhi kebutuhan pengelola Bank Sampah ini,"kata Suratno.

Suratno mengatakan, prinsip alat tersebut sebenarnya mirip dengan penyulingan. Di mana sampah-sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi atau tidak laku untuk dijual mereka masukkan ke dalam tabung yang kemudian dipanaskan hingga 400 derajat celcius.

Proses penyulingan sendiri bisa terjadi di mana ketika suhu sudah mencapai 200 derajat maka proses penyulingan bisa terjadi. Minyak tanah mulai menetes sedikit demi sedikit dari alat yang mereka miliki.

"Perbandingannya 60-80 : 1 kg atau 1 kilogram plastik mampu menghasilkan minyak tanah 0,6 sampai 0,8 liter. Tergantung jenis plastiknya," ujar dia.

Jenis plastik yang paling baik diubah menjadi minyak tanah adalah plastik transparan karena mampu menghasilkan minyak tanah hingga 80 persen. Namun yang paling jelek adalah plastik bungkus mie instan karena hanya 60 persen persen atau 0,6 liter untuk setiap 1 kilogramnya.

Menurutnya, proses penyulingan sendiri berlangsujg sekitar 5 jam sampai gas elpiji tiga kilogram habis. Dengan tabung yang memiliki kapasitas 20 kg, maka sekali proses Bank Sampah ini mampu menghasilkan minyak tanah 10 liter. "Sehari hanya dua kali proses. Sehari kami hasilkan 20 liter," ujarnya.

Kendati demikian, ia hanya memproses plastik menjadi minyak tanah hanya 2 kali seminggu. Sehingga yang dihasilkan juga masih sangat minim dan hasilnya belum dijual ke masyarakat umum. Minyak tanah ini baru digunakan untuk 15 orang pengelola Bank Sampah.

Selain itu, proses pembuatan minyak tanah ini tergantung pasokan plastik. Karena sampah-sampah plastik yang tidak laku dijual masih sangat minim. Bahkan dirinya masih sering mengambil dari Kalurahan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Berkat inovasi mereka, 400 kepala keluarga dari dua dusun yaitu Siten dan Kanutan kini sudah tidak kepikiran lagi untuk mengatasi persoalan sampah. Omset Bank Sampah Gerbang Pilah kini rata-rata mencapai Rp5 juta perbulan.

"Plastik lebih tebal seperti ember dan juga kardus kami jual. Kantong plastik yang tidak laku kami ubah jadi minyak tanah," ujarnya.

Editor : Putra

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network