SALATIGA, iNews.id - Kota Salatiga menyimpan sejarah perjuangan melawan pemerintah Hindia Belanda yang dilakukan laskar Pangeran Diponegoro. Bahkan hingga saat ini, jejak peninggalannya masih terawat dengan baik.
Beberapa petilasan Laskar Pangeran Diponegoro, seperti sumber mata air, pohon Blondo tua yang berusia ratusan tahun dan makam Johar Manikterdapat di Kampung Blondo, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir.
Johar Manik adalah senopati atau panglima perang Pangeran Diponegoro yang menjadi Komandan Bulkiyo dengan anggotanya laskar di sekitaran Salatiga.
Agustina Sri Kuntarsih, cucu canggah Johar Manik menuturkan, sebelum berangkat berunding dengan Belanda di Magelang, Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo sempat bertemu Johar Manik di Watu Ceper, Kampung Blondo. Dalam pertemuan, Johar Manik yang memiliki tongkat komando dari kayu Blondo, diminta oleh Pangeran Diponegoro,
"Selanjutnya, tongkat dipatahkan hingga menjadi dua bagian. Kemudian masing-masing menancapkan kayu blondo tersebut dan akhirnya tumbuh menjadi pohon besar hingga saat ini," katanya
Menurutnya, kayu tersebut kemudian dijadikan tetenger (tanda) persahabatan sejati.
"Menurut cerita leluhur, saat pertemuan itu Pangeran Diponegoro juga berpesan apa pun yang terjadi dalam perundingan di Magelang, meski nanti tidak lagi bisa bertemu, perjuangan harus diteruskan dan tidak boleh kalah melawan penjajah," kata Kuntarsih.
Editor : Putra