PONOROGO, iNews.id - Rencana pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik mendapat tanggapan dari para sopir angkutan, khususnya, sopir Angkutan Cerdas Sekolah (ACS) di Kabupaten Ponorogo.
Pasalnya, hal ini sangat berpengaruh pada pendapatan mereka setiap harinya. Jika biasanya mereka mendapatkan Rp 110 ribu per hari masuk sekolah, dari Pemkab Ponorogo. Dari uang itu, Rp 60 ribu dibelikan untuk BBM jenis pertalite.
“Ketika bbm naik, jelas pendapatan kami turun drastis, jika biasanya dapat Rp50 ribu, kalau BBM naik jadi Rp10 ribu, maka cuma bawa pulang Rp30 ribu saja,” kata salah satu sopir ACS, Haryono (56).
Lebih lanjut ia berharap ongkos mereka setiap harinya harus menyesuaikan dengan harga bbm. Jika tidak maka kita kebingungan.
“Kalau cuma Rp30 ribu, itupun kotor maka tidak cukup, belum dibagi untuk perawatan kendaraan,” imbuhnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Marsudin, dimana jika jadi naik BBM merupakan pukulan talak. Apalagi jika BBM diharga kisaran Rp 10 ribu, dampaknya luar biasa.
“Kemungkinan kita tidak dapat apa-apa, atau akan rugi,” pungkasnya.
Editor : Putra