JAKARTA, iNews.id - Video viral dimedia sosial yang diunggah oleh akun tiktok @egarini1975. Dalam video itu terlihat seorang guru sedang memberikan amanat dalam upacara tentang “Belalang dan Kotak Hitam”.
“Saatku memulai amanat upacara pagi ini dengan cerita pendek inspiratif ttg ‘Belalang’ agar para siswa mau keluar dari ‘kotak hitam’ dan mencari lingkungan ‘circle’ yang lebih baik agar potensi diri mereka bisa lebih digali lagi. Tetap semangat anak2ku,” tulisnya dikutip, Sabtu (1/10/2022).
Dalam video itu menceritakan kisah seekor belalang yang sudah lama berada di dalam suatu kotak. Hingga pada suatu hari, akhirnya belalang itu bisa keluar bebas dari kotak tersebut. Dengan penuh kegembiraan ia berlari, meloncat tinggi, dan terbang.
Di tengah perjalanan, belalang bertemu dengan belalang lainnya. Ia pun memperhatikan belalang yang ditemuinya ini ternyata bisa meloncat lebih tinggi dan lebih jauh. Merasa penasaran, ia lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa loncat setinggi dan sejauh itu? Padahal kita enggak jauh beda. Ukuran kita, usia kita, sepertinya tidak jauh berbeda. Tapi kenapa kau bisa melompat lebih tinggi dan bisa melompat lebih jauh?” tanyanya.
Belalang tersebut justru balik bertanya, “Selama ini kamu tinggal di mana? Kalau kamu tinggal di alam bebas seperti kami, kamu pasti bisa melakukan seperti apa yang kami lakukan. Karena belalang yang hidup di alam bebas bisa meloncat tinggi dan sangat jauh.”
Akhirnya, si belalang yang tadi berada di dalam kotak itu menyadari bahwa selama ini kotak itu sudah membatasi dia untuk bisa meloncat lebih tinggi dan lebih jauh.
Menurut guru tersebut, terdapat dua hal yang bisa diartikan dari kisah tersebut.
Pertama, terkait dengan Kotak. Jika dianalogikan, kotak tersebut merupakan pikiran-pikiran buruk, sedangkan belalang adalah diri kita sendiri. Bagaimana cara kotak membatasi pikiran dan keinginan kita sehingga membuat diri kita menilai diri sendiri tidak mampu.
Perkataan orang lain juga terkadang bisa menjadi pemicu dari hadirnya pikiran buruk tersebut. Contohnya, seperti “Udah, kamu enggak usah ikut ini, kamu enggak usah ikut itu. Kamu tuh enggak mampu.”
Perkataan negatif yang diucapkan oleh orang lain kepada kita ini, memicu diri kita menjadi sering mendengarkan omongan mereka ketimbang hati nurani kita sendiri.
Hal ini terlihat ada kehidupan kita sehari-hari. Kita dibatasi oleh kotak itu, hingga akhirnya kita ikut membatasi potensi diri. Menjadikan kita tak bisa melompat tinggi, tak bisa melompat jauh seperti orang lain.
“Padahal kita sama-sama makan nasi, usianya sama, ukuran badannya sama. Tapi kenapa dia (orang lain) bisa lebih hebat dari saya? Coba tanyakan pada diri sendiri,” ujar sang Guru.
“Saya tidak dibatasi oleh orang, tapi justru dibatasi oleh pikiran kita sendiri, dan lebih mendengarkan omongan orang lain,” lanjutnya.
Editor : Putra