PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Paska terlahir dengan mempunyai kelainan, yaitu tanpa tempurung kepala, membuat bayi yang berusia tiga bulan anak dari pasangan Tulus Heri Siswono (24) dan Maya Mujayani (21) warga Dusun Tunggur, Desa Karangan, Kecamatan Bagdegan, Kabupaten Ponorogo ini, disarankan oleh dokter yang menangani untuk dilakukan operasi.
Tidak cuma tanpa tempurung kepala, namun juga memiliki kelainan lain pada bibir dan bentuk hidung Tiara juga tidak sempurna.
Dari hasil konsultasi, bahwa bayi Tiara disuruh operasi. Tetapi keterangan dokter bahwa kemungkinan hidup untuk bayi Tiara sangat minim.
“Katanya operasinya cuma bisa di Jakarta. Resikonya kemungkinan hidup tidak lama. Makanya saya putuskan untuk diasuh di rumah saja,” kata Maya ibu bayi.
Lanjutnya, menurut Maya bahwa pikirannya selain harapan hidup Bayi Tiara, juga perihal biaya, meski sudah mendapatkan KIS (Kartu Indonesia Sehat), tetapi untuk biaya yang lain juga perlu dipikir.
“Suami saya juga cuma karyawan warung bakso di Surabaya. Perkiraan biayanya lebih dari Rp10 juta,” terangnya.
Masih menurut Maya kalau ia bisa berharap, bayi Tiara tetap sehat dan bisa sembuh serta berkembang seperti anak lainnya.
Sementara itu Kepala Desa Karangan, Pujianto mengungkapkan kalau dirinya prihatin dengan apa yang dialami oleh warganya tersebut. Dirinya masih akan berkoordinasi dengan dinas terkait.
“Saya berharap ada perhatian dari Dinas Kesehatan maupun instansi terkait atas kondisi bayi Tiara. Semoga lekas ada solusi yang terbaik,” pungkasnya.
Seperti diketahui bayi Tiara diketahui memiliki kelainan pada kepalanya di usia 7 bulan kandungan.
Setelah diketahui kalau ada kelainan, oleh dokter lantas diminta untuk segera menjalani operasi cesar, dikarenakan bayi dikhawatirkan meninggal didalam kandungan. Namun ia tetap bersikukuh untuk menunggu sampai usia kandungan 9 bulan.
Pada saat bayinya lahir, masih menurut Maya, kalau dirinya tidak mengetahui kondisi bayinya, karena harus menjalani perawatan di RSUD dr Harjono selama 22 hari.
Editor : Putra