Mengunjungi Goa Tabuhan Pacitan, Ada Suara Gamelan Didalamnya

PACITAN, iNewsPonorogo.id - Kabupaten Pacitan memang menyimpan beragam destinasi wisata yang luar biasa. Dari mulai keindahan alamnya hingga ada wisata goa yang sayang untuk tidak dikunjungi. 

Salah satunya ada goa tabuhan, selain beberapa goa lainnya. Goa yang terletak di Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, ini tidak hanya indah dan unik, namun goa Tabuhan juga memiliki cerita sejarah masa lalu.

Baca Juga

Ini Sosok Pelaku Pembunuh Siswa MTs di Pacitan dengan Racun Sianida

Memang, wisatawan yang memilih mengunjungi Goa Tabuhan tidak sebanyak jika dibanding dengan pantai.

Lokasi Goa Tabuhan sendiri berada sekitar 30 kilometer dari pusat kota. Meskipun anda kali pertama datang kesini, tidak akan menemui kesulitan berarti untuk menuju Goa Tabuhan. Akses jalan utamanya sudah sangat layak dan bisa diakses untuk semua jenis kendaraan.

Ketika masuk ke dalam goa, pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan batu stalagtit dan stalagmit yang masih aktif, beragam berukuran, ada yang besar hingga setinggi 7 meter. 

Baca Juga

Siswa MTs di Pacitan Korban Kopi Sianida Dikenal Baik dan Rajin Puasa

Uniknya lagi jika batu-batu stalagtit dan stalagmit itu bisa menghasilkan suara gamelan saat dipukul atau ditabuh.

Bahkan karena keindahannya goa tabuhan ini disebut-sebut menjadi salah satu wisata goa terbaik se-Asia Tenggara.

Bagi pengunjung yang datang cuma merogoh kocek Rp 10 ribu. Sedangkan untuk pengunjung yang akan menikmati pertunjukan kesenian gamelan  batu stalagtit goa ada tambahan Rp 150 ribu.

Baca Juga

Ribuan Warga Pacitan Ikuti Jalan Sehat Ganjar-Mahfud

“Ini sangat indah sekali. Bisa sekaligus melihat pertunjukan seni di dalam Goa. Saya jauh-jauh dari Jakarya kesini,” kata salah satu wisatawan asal Jakarta, David.

Menurutnya David, bahwa goa tabuhan ini cukup unik dan berbeda dengan wisata goa-goa lainnya. Dimana batu dan dinding-dindingnya bisa dipukul dan punya harmonisasi suara layaknya gamelan.

“Cukup puas datang kesini, selain menikmati wisata lain di Pacitan,” pungkasnya.

Editor : Putra