PONOROGO, iNewsPonorogo.id - Kebakaran hutan kembali terjadi, kali ini melanda petak 110 Desa Truneng, Kecamatan Slahung, dan 115 Desa Bekare, Kecamatan Bungkal. Api yang semakin meluas dan membakar seresah hutan seluas puluhan hektar, telah menimbulkan kekhawatiran, karena takut jika merembet ke pemukiman warga.
Kebakaran juga membuat sejumlah warga mengeluhkan dampak asap yang menyebabkan gangguan pernafasan.
Salah satu warga, Wardhana Lingga, menyampaikan bahwa titik api pertama kali terdeteksi sekitar pukul 12.30 WIB. Kemudian Ia segera menghubungi pihak Perhutani untuk meminta bantuan pemadaman.
"Perhutani ternyata sudah berupaya memadamkan api di Truneng, tetapi sebagian api telah berpindah ke Bekare dan semakin meluas," katanya.
Lanjutnya Lingga, menambahkan bahwa upaya pemadaman semakin sulit sejak petang tadi. Faktor angin kencang menjadi kendala dalam upaya pemadaman, membuat api sulit untuk dikendalikan. Ditambah medan yang terjal.
"Warga sebagian ada yang berjaga-jaga, terutama mereka yang rumahnya berdekatan dengan Gunung Gede, khawatir bahwa api bisa mencapai pemukiman mereka," terangnya.
Kebakaran hutan ini terjadi di dua lokasi, yakni Desa Truneng, Kecamatan Slahung, dan Desa Bekare, Kecamatan Bungkal. Ada di petak 115 dan 110A, berdekatan dengan Desa Truneng dan Bekare.
Dua unit mobil Damkar dikerahkan guna melakukan pemadaman, karena intensitas kobaran api yang cukup besar, sehingga sulit ditangani secara manual.
Api sempat hampir mencapai belakang rumah warga dan daerah sekitar sekolah di Desa Truneng, namun berhasil dipadamkan.
Kemungkinan bahwa awal api ini berasal dari timur, dengan kemungkinan rembetan dari Gunung Gede.
Kapolsek Bungkal, Iptu Setyo Budi Santoso, menegaskan bahwa petugas masih tetap berjaga di titik-titik api yang berpotensi merembet ke pemukiman.
"Saat ini, kami tetap waspada, jika api merembet mendekati pemukiman. Lokasi kebakaran sulit dijangkau, karena medan yang terlalu terjal dan akses sudah dikepung oleh api. Kami mengutamakan keselamatan petugas kami sendiri," pungkas Setyo.
Editor : Putra