Usahanya yang dirintis tahun 2016 ini pun, masih menurut Marjoko, ternyata sudah membuahkan hasil. Bahkan dalam sebulan, omzet sedikitnya Rp50 juta.
“Syukurlah peminatnya banyak dan diterima di masyarakat. Apalagi remaja banyak yang suka,” jelasnya.
Kemudian untuk pemasaran, Marjoko juga memanfaatkan media sosial. Bahkan Ia bekerjasama dengan konten kreator untuk membuat konten tentang mie lidi.
Beragam varian rasa ternyata menarik banyak remaja membeli jajanan ini. Selain rasanya juga tekstur yang renyah, sehingga enak saat digigit.
“Bentuknya yang panjang. Paling suka rasa sapi panggang, karena nggak bikin enek terus rasanya gurih asin,” ungkap Fadila putri, penggemar mie lidi.
Marjoko memang cuma lulusan SMA, namun sudah punya 11 karyawan, sebab dulunya enggan melanjutkan kuliah karena terbentur biaya.
Kini pelanggannya tidak cuma sebatas di Karesidenan Madiun saja, namun sudah merambah pasar luar Pulau Jawa.
Harga mie lidi sendiri, dijual mulai Rp2 ribu hingga Rp12.500, tergantung kemasan dan isi yang diinginkan.
Editor : Putra