JAKARTA, iNewsPonorogo.id - Musim panas ekstrem melanda Taman Nasional Death Valley, sebuah gurun di California barat daya yang dikenal sebagai tempat terpanas di dunia.
Suhu rata-rata selama tiga bulan terakhir, dari Juni hingga Agustus, mencapai 104,5 derajat Fahrenheit, menjadikannya musim panas terpanas dalam sejarah.
Namun, suhu ekstrem ini tidak menghalangi wisatawan untuk mengunjungi Taman Nasional Death Valley dan menikmati pemandangan bukit pasirnya. Menurut CBS News, musim panas ini memecahkan rekor sebelumnya, yaitu 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celsius) yang tercatat pada tahun 2018 dan 2021.
Kondisi ini bertepatan dengan pengumuman Copernicus Climate Change Service, yang menyebut musim panas ini sebagai musim panas terpanas di dunia.
Pada bulan Juli, Taman Nasional Death Valley mengalami sembilan hari berturut-turut dengan suhu mencapai 125 derajat Fahrenheit (51 derajat Celsius) atau bahkan lebih tinggi.
Pejabat National Park Service melaporkan bahwa suhu malam hari selama periode panas ekstrem ini rata-rata 91 derajat Fahrenheit (32 derajat Celsius). Selama periode Juni hingga Agustus, suhu turun di bawah 80 derajat hanya lima kali.
Taman itu hampir memecahkan rekor pada 7 Juli 2024, ketika suhu mencapai 129 derajat Fahrenheit, suhu tertinggi yang pernah tercatat pada musim panas tahun ini.
Cuaca panas ekstrem dapat berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Pada bulan Juli, seorang turis Belgia berusia 42 tahun dirawat di rumah sakit setelah kakinya terbakar di bukit pasir dengan suhu melebihi 123 derajat Fahrenheit (50 derajat Celsius).
Dua orang lainnya meninggal akibat cuaca panas, termasuk seorang pria berusia 57 tahun yang meninggal setelah terpapar panas saat mengendarai mobilnya dari tanggul curam setinggi 20 kaki, dan seorang pengendara sepeda motor di dekat Badwater Basin setelah bersepeda melalui taman dengan sekelompok kecil pengendara lainnya.
Namun, suhu panas ekstrem tersebut tidak menghalangi orang-orang untuk berbondong-bondong mengunjungi Taman Nasional Death Valley dan menikmati bukit pasir, ngarai, serta jalur pendakiannya. Setiap tahunnya, lebih dari 1 juta orang mengunjungi gurun ini.
Dinas Taman Nasional memberi tahu pengunjung bahwa suhu sangat panas ini akan bertahan hingga awal Oktober.
"Pengunjung disarankan untuk tetap berada dalam jarak 10 menit berjalan kaki dari kendaraan ber-AC, minum banyak air, makan camilan asin, dan mengenakan topi serta tabir surya," kata pengelola.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta