KULONPROGO, iNews.id - Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan Dinas Pariwisata Kulonprogo membuat akses instalasi ikan dari tembaga di Waduk Sermo. Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik objek wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo Joko Mursito mengatakan kawasan Waduk Sermo kewenangannya dimiliki Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Sehingga untuk melakukan pengembangan saat Dinas Pariwisata memiliki banyak keterbatasan, meski retribusi Waduk Sermo dikelola oleh pemerintah daerah.
"Meski demikian, kami menambah aksen instalasi ikan-ikan tembaga di Waduk Sermo. Mesti tidak signifikan mendongkrak kunjungan wisatawan, tapi menjadi daya tarik tambahan. Kami tidak bisa seenaknya membangun di area Waduk Sermo karena menjadi kawasan cagar alam dan suaka margasatwa," kata Joko Mursito di Kulonprogo, Sabtu (14/5/2022).
Ia mengatakan pengembangan Waduk Sermo ke depan memang lebih pada basis pengembangan pemberdayaan masyarakat. Sehingga masyarakat mampu menangkap peluang untuk usaha yang bisa menarik wisatawan.
"Masyarakat kawasan Waduk Sermo adalah kunci untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Sehingga perlu adanya kerja sama antara pemkab dan masyarakat, supaya Waduk Sermo ini tetap dikunjungi wisatawan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kulonprogo, jumlah kunjungan wisatawan ke Waduk Sermo pada libur Lebaran 2022 sebanyak 6.987 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan signifikan dibanding sebelum ada Covid-19 dan berjayanya objek wisata Kalibiru yang mencapai belasan ribu orang.
Terkait hal tersebut, Joko Mursito mengatakan objek wisata Sermo ini kalau dilihat dari jumlah kunjungan melalui TPR dengan jumlah tiket yang terjual jelas tidak bisa berbanding lurus. Meskipun banyak lalu lalang orang, Sermo agak spesifik.
"Orang ke Sermo belum tentu berwisata, karena jalur Sermo juga jalur yang memang diperuntukkan untuk masyarakat. Jalur tersebut merupakan satu-satunya akses yang bisa digunakan untuk lalu lintas masyarakat setempat," katanya.
Selain itu, hal yang lagi tren di Sermo adalah camping. Biasanya yang melakukan atau menyukai camping adalah remaja seperti mahasiswa dan pelajar, sehingga saat libur Lebaran hampir pasti anak-anak yang sekolah atau kuliah di Yogyakarta ini, semuanya mudik. "Sehingga wisatawan khusus camping tidak banyak dan relatif sedikit," katanya.
Selain itu, Joko juga mengakui wisata perahu yang lama tidak beroperasi perlu ada benah-benah dulu. Kemudian, ada persoalan yang melekat di Waduk Sermo. Waduk Sermo akan ramai ketika ada kegiatan, seperti jatilan, dangdut dan band. Maka jumlah pengunjung akan mengalami peningkatan.
Di masa sekarang ini, instansi atau masyarakat masih belum diperbolehkan menggelar kegiatan di objek wisata yang berpotensi mengundang massa dalam jumlah banyak dan berkerumun.
"Itu yang menjadi dasar dan alasan kami, kenapa Sermo jumlah kunjungan turun. Dilihat dari jumlah tiket yang terjual dan lalu lalang yang lewat tidak bisa berbanding lurus, dan juga dibedahnya jalan baru sebelah utara yang akan mengganti jalan yang dilewati seperti biasanya juga menambah akses," katanya.
Editor : Putra