"Nggak bisa bergerak, terus tiba-tiba di lokasi kabut saja. Jadi hilang berubah hutan saja," ucapnya.
Beberapa pepohonan dan tanaman bahkan baru dilihat Naam. Beberapa pepohonan itu terlihat aneh dan tak seperti pepohonan di dunia nyata. Ia menegaskan, dari segi fisik kehidupan dunia tak kasat mata di Gunung Arjuno berbeda jauh dengan dunia nyata manusia.
Dari sisi fisik dedaunan misalnya, dedaunan di dunia tak kasat mata, tak ada pergerakan layaknya dedaunan yang tertiup angin.
"Pohonnya baru kali itu baru aku lihat, aneh, pohonnya besar-besar, kadang akarnya sampai ke atas. Kalau lihat ke arah matahari sudah nggak kelihatan, kabut pasti. Hutannya di kita bergerak di alam mereka enggak bergerak. Sangat mudah suasana alam berbeda," tuturnya.
Bahkan Naam menyebutkan, selama ia tersesat itu dirinya hanya menjumpai sinar matahari selama lima jam. Selepas pukul 10.00 WIB, kabut tebal menyelimuti hutan belantara Gunung Arjuno. Seiring dengan itu, keanehan-keanehan tadi biasanya muncul.
"Mulai jam 10 itu sudah mendung kayak sore anget kalau malam gelap. Jam 10 ke atas itu sudah nggak kelihatan lagi pokoknya," pungkasnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait