SOLO, iNews.id - Seekor kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Kebo betina keturunan Kiai Slamet ini pada Kamis (21/7).
Matinya kebo kesayangan Paku Buwono (PB) II, Raja Keraton Kasunanan menjelang peringatan malam 1 Suro (1 Muharram, tahun baru Islam) ini dikaitkan dengan hal-hal berbau mistis. Selalu dikaitkannya hal mistis jelang 1 Suro, bukanlah hal aneh.
Pasalnya, kebo albino ini sangat erat sekali dengan perayaan malam 1 Suro. Setiap tahun pada perayaan malam 1 Suro, ribuan masyarakat selalu memadati ruas jalan yang akan dilalui kirab kebo bule. Mulai dari depan pelataran keraton kemudian mengelilingi tembok keraton dan kembali lagi ke dalam lingkungan keraton.
Jumlah kebo bule yang dikirab itu pun berbeda-beda tiap tahunnya. Ada yang hanya berjumlah tujuh ekor, ada pula berjumlah 9 ekor. Jam kirab itu pun setiap tahunnya berbeda-beda. Ada sebelum pergantian tahun, tepatnya tengah malam. Ada pula di bawah jam pergantian tahun.
Tergantung perintah dari Raja kapan kirab bisa dimulai. Namun meski sang Raja telah memerintahkan kirab dimulai, bila sang kerbau ngambek alias tidak mau keluar dari kandangnya, maka acara kirab bisa ditiadakan sampai sang kerbau mau keluar dari kandangnya.
Dalam tradisi di Solo, kebo bule menempati barisan terdepan sebagai cucuk lampah barisan kirab. Bahkan kirab tidak akan terlaksana jika kebo bule tidak keluar dari kandangnya.
Sebelum kirab, sang pawang mengawali dengan ritual terlebih dahulu. Dengan dikawal pawangnya yang berpakaian putih, celana hitam, ikat kepala, samir, summing gajah ngoling (rangkaian bunga melati yang dipasang di telinga).
Editor : Putra
Artikel Terkait