"Sehingga sebagai penyelidik kami bertanya-tanya ada apa ini begitu. Tentu saja kami tidak mau menuduh sembarangan tapi kami menduga, ada yang tidak logis begitu," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa tak ada juga saksi mata yang melihat Brigadir J menodongkan senjata terlebih dulu ke Bharada E.
Taufan menyebut, hal itu menjadi masalah penting. Pasalnya, hanya ada satu saksi lain dalam insiden kematian Brigadir J, yakni Ricky atau Bripka R.
"Problem krusialnya karena di TKP itu yang bisa kita dapatkan hanya keterangan Bharada E," jelasnya.
Namun, kata Taufan, Bripka R juga tidak melihat peristiwa tersebut, dan hanya mendengar teriakan Istri Irjen Ferdy Sambo. Sehingga, hanya Bharada E yang dapat menjelaskan soal kejadian baku tembak tersebut.
"Tolong Richard (Bharada E) tolong Ricky, karena ada Ricky satu lagi itu, kemudian Richard ini turun ke bawah dia ketemu dengan Yosua (Brigadir J)," sebutnya.
Karena tidak ada saksi mata lain, Taufan mengatakan bahwa ada kejanggalan pada kronologi yang menyebut kalau Brigadir J awalnya yang melakukan penodongan senjata kepada Bharada E sebagaimana keterangan polisi.
"Jadi keterangan bahwa selama ini ada keterangan bahwa Yosua sedang menodongkan senjata. Dalam keterangan mereka ini gada peristiwa itu. Makanya banyak sekali yang tidak klop antara keterangan yang disampaikan di awal dengan yang sesudah kami telusuri," ucapnya.
Editor : Putra
Artikel Terkait